cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Monday 7 January 2013

Ketika Saya Berbeda

Pernahkah kalian berbeda prinsip dan pemikiran dari yang lain? Pernahkah tindakan kalian berbeda dari yang umum dilakukan orang-orang di lingkungan kalian? Saya cukup sering! Jangan ditanya bagaimana perasaaan saya ketika mereka 'menghukum' saya karena saya berbeda. Saya termasuk orang yang sensitif, cukup mudah ‘sakit’ jika merasa ‘disakiti’, walaupun memang perasaan itu cuma dipendam aja, tidak pernah ditampakkan.

Inilah beberapa daftar tindakan saya yang dianggap ‘nyleneh’ oleh orang-orang di sekitar saya :
1.  Waktu kecil, jika bisa memilih,  saya lebih memilih dibelikan buku atau majalah dibanding mainan.
Akibatnya : saya sering diolok-olok bukan hanya oleh teman sepermainan tapi  juga orang dewasa bahwa saya anak yang cemen/lemah (ga ngerti juga apa hubungannya lemah dengan suka buku, ada yg tahu?)
2.  Kelas 2 SMA saya memutuskan untuk berhijab. Jaman-jaman itu (sekitar tahun 2002) belum banyak yang pake jilbab.
Akibatnya : Ibu tidak setuju saya mengenakan jilbab, menurut beliau jilbab itu identik dengan aliran sesat. Uang saku saya distop selama beberapa bulan. Selama itu pula Ibu pun tidak mau berbicara kepada saya. Saya didiemin! Jika saya keluar rumah, semua tetangga memandang saya dengan tatapan yang aneh, takut jika saya membawa pengaruh buruk.
3.   Setelah melahirkan Edsel saya keukeuh menyusui, memberikan ASI eksklusif. No sufor! Meski saya harus ngantor sekalipun.
Akibatnya : Mungkin ini ‘hukuman’ paling berat yang harus saya terima. Saya sering bersitegang dengan keluarga besar (saya tinggal dengan ortu dan rumah kami berdekatan dengan sodara-sodara yang lain) saya dianggap gila karena menabung ASI di kulkas. “Idih ASI kok disimpen, jijik ah, basi, ga bagus buat bayi”. Belum kalo Edsel sering kebangun tengah malam, katanya itu tandanya air susu ibunya kurang, harus disambung sufor.
Di kantor juga ga surut dari ‘hukuman’. Tiap kali saya mau pumping, waahh..rame-rame deh temen-temen yang laki-laki pada ngledekin yang jorok-jorok. Lagi mompa di dalam aja (saya pinjem kamar tukang kebun untuk pumping ) dari luar tuh pada teriak-teriak godain. Kebayang ga sih perasaan saya?
4.   Semenjak Edsel mulai MPASI, tidak pernah sekalipun saya memberikan produk instan.  Semuanya homemade, buatan tangan saya sendiri. No garam, no gula! Cemilan pun saya sendiri yang membuatkan. Kukis, pudding, cake, jus, semuanya fresh dari dapur sendiri. Jadilah Edsel tidak pernah kenal makanan instan macam P*OM*NA, S*N, M*LNA, dsb. Sampai hari ini pun saya masih masak sendiri makanan untuk si Ed.
Akibatnya : Lagi-lagi saya dicap ibu yang aneh. Tidak ada sejarahnya bayi tidak makan bubur dan biskuit pabrikan. Omongan nyinyir tetangga? Tiap hari saya rasain. Sindiran halus sodara? Tiap hari saya denger.
5.  Saya tidak pernah  tergopoh-gopoh memberi obat jika saya, suami, maupun Edsel sakit. Saya observasi dulu sakitnya, pelajari, dan berikan treatment yang sesuai (jika memang butuh obat atau perlu dibawa ke dokter ya kasih, jika tidak ya beri treatment yang lain).This is RUM!
Alhamdulillah dari si Ed lahir sampai detik ini (22 bulan) belum pernah sekali pun dia minum obat. Bukan saya anti-obat, tapi memang Edsel jarang banget sakit. Kalaupun sakit ya cuma common cold yang tidak perlu obat.
Akibatnya : Saya adalah ibu yang sadis, itu imej yang dilekatkan pada diri saya hingga saat ini. Hahaha…   Ibu dan Bapak saya sampe geleng-geleng kepala jika cucunya panas, tapi ayah dan ibunya masih anteng ngukur suhu dan browsing di internet.

Dengan semua akibat-akibatnya, apakah saya kapok untuk menjadi berbeda?Never! saya tetap tegap melangkah dengan pede. Saya yakin selama melakukannya dengan dasar ilmu yang cukup dan berjalan di atas koridor yang benar, tidak ada salahnya berbeda. Bukankah orang-orang hebat, yang hingga hari ini namanya ditulis dengan tinta emas oleh sejarah adalah orang-orang yang memiliki pemikiran yang berbeda dari orang kebanyakan? Bukankah para perintis memang selalu menemui jalan terjal sebelum langkahnya diikuti banyak orang?

Tulisan ini bukan untuk menunjukkan bahwa saya sehebat  orang-orang hebat itu, atau saya layaknya perintis yang membawa pemikiran baru. Bukan! Saya mah bukan apa - apa, saya juga cuma pengekor kok, pengekor hal yang mungkin belum populer dan belum bisa diterima di lingkungan saya. Ini cuma sekedar penyemangat bagi saya ketika saya minder dan takut menjadi diri sendiri. Dan lebih – lebih ini adalah pesan untuk Edsel-ku tersayang, kelak Nak jika kau sudah bisa membaca tulisan ini, yakinlah : tidak perlu takut untuk menjadi berbeda. Pede saja dengan pemikiran dan prinsipmu, selama itu tidak bertentangan dengan koridor kebenaran. Orang – orang luar biasa selalu lahir dengan gagasan yang tak biasa.

2 comments:

  1. Thanks. Selalu ada 'tumbal' untuk sesuatu yang berbeda, tergantung bagaimana kita menyikapinya.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena