cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Monday 14 March 2016

5 Tahun EIR

Berapa bulan engkau mengayun dia di rahimmu yang hangat?
Berapa bulan kini engkau merengkuhnya di bahumu yang kukuh?

Dengan segala letih yang engkau berikan
Dengan segala menit yang engkau persembahkan
Dengan segala daya yang engkau pertaruhkan

Dia tetap bukan milikmu ....
Dia milik Sang Maha Memiliki

Sungguh engkau hanya diberi waktu untuk meminjamnya
Untuk dijadikan sarana di antara dua : surga atau neraka

Pintu mana hendak kau tuju?


Jika melihat postingan tentang Edsel di umur 4 tahun di tahun 2015 kemarin, maka akan keliatan perbedaannya dengan sekarang. Edsel sekarang berbeda, sudah berbeda. 



Di tanggal 8 Maret kemarin, sulung saya ini berusia 5 tahun. Melihatnya sekarang seperti melihat ratusan frame yang diputar ulang melewati waktu yang tidak mudah, namun membahagiakan. Edsel adalah pertaruhan kami dengan segala teori yang kami yakini, yang seringnya bertentangan dengan orang-orang lain. Jangan lupa, kami tinggal di kampung yang mana sesuatu yang berbeda sering dianggap keliru. 

1. Edsel sudah lebih bisa mengelola emosi. Maka jarang lagi ada suara teriakan dan tangisan yang dulu hampir setiap hari terdengar dari rumah kami. Bukannya sekarang sudah tidak pernah, tapi jarang sekali.

2. Sudah tidak nonton film lagi sebagai syarat untuk tidur malam. Aktivitas nonton ini hanya kami jadikan ritual malam minggu. Di luar waktu itu, tidak ada nonton. Bahkan kalo dia ketiduran karena siangnya tidak tidur, maka dia harus menunggu malam minggu depannya lagi untuk bisa nonton. Ini memang sengaja diatur oleh suami saya karena kegemaran nontonnya Edsel sudah tidak positif lagi. Dia jadi melewatkan permainan lain karena sibuk nonton setiap malam. Kami juga mengkhawatirkan kesehatan matanya juga sih.

3. Jika dulu melihat TV sempat juga jadi hobinya setiap pagi bangun tidur, sekarang tidak ada lagi nonton TV. Alhamdulillah. Ini gara-gara TV kami rusak, dan saya sengaja tidak memperbaikinya. Biar saja. Terus terang saya mengkhawatirkan pengaruh buruk film, meski film anak-anak tapi banyak sekali adegan kekerasan yang ada di dalamnya. Belum iklan-iklan maupun cuplikan film dewasa yang ada di sela-sela tayangan itu. Saya sih berdoa semoga tidak ada orang lain di keluarga saya yang nekat memperbaiki TV rusak ini.

4. Edsel masuk TPA. Lompatan, bener-bener lompatan. Memang jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya Edsel termasuk terlambat. Anak lain udah kapan tauk masuk TPA, tapi Edsel baru akhir-akhir ini. Dan itu atas inisiatif sendiri. Ya sudah lah, kami memang ga pernah memaksa karena pasti dia berontak dan hasilnya pun ga maksimal.



5. Edsel sekolah. Bukan sekolah beneran sih, karena dia cuma ‘kami titipkan’ Uti yang ngajar di TK. Dia cuma mendengarkan, belum  mau ikut mewarnai, menggambar, dan lain-lain. Belum pake sragam karena belum daftar resmi, tapi pake sepatu. Lumayan sih, sudah ada perubahan dari sebelum ikut sekolah.  Ada tambahan knowledge juga.

6. Masih tetap tidak suka menyanyi. Tapi suka berdendang sendiri.

7. Masih tetap suka bermain peran, dengan dia sebagai pembuat cerita. Jalan ceritanya semakin kompleks dari waktu ke waktu.

8. Masih tetap hobi ‘menciptakan’ sesuatu. Entah itu dari balok-balok lego maupun dari plastisin. Dengan bentuk yang semakin bervariasi dan rumit. ‘barang-barang’ ciptaannya ini kemudian akan dibuat cerita. Sampe hari ini sepertinya menciptakan sesuatu dan membuat cerita itu adalah hobinya yang tak lekang oleh waktu.


9. Kalo makan spagheti dia mau makan sendiri sampe titik penghabisan. Bahkan kalo lagi buru-buru, dia tetep ga mau disuapin. Eh kalo nasi dia masih kesusahan kalo makan sendiri.


10. Edsel sekarang lebih sabar, lebih bisa dikasih tahu dan dikasih nasihat. Dia juga sudah lebih ramah pada orang baru.

Pingin banyak update tentang anak-anak di blog ini, tapi waktunya itu lho! Padahal selain banyak hal di atas, banyak cerita tentang Edsel yang bikin kita bangga, terharu, atau malah pingin jambak rambut sendiri. Ahay... .kopi manisku, selamat ulang tahun ya. Jadi anak shalih ya.


Read More

Friday 11 March 2016

Sunscreen Wardah



Jadi, kenapa tetiba saya  memakai sunscreen setelah selama ini hanya menjalani ritual make up yang itu-itu saja? 'Itu-itu saja' di sini maksudnya adalah : pelembab - BB cream - bedak tabur.

Ini karena saya baru tahu kalo sunscreen itu produk perawatan maha penting untuk kita yang tinggal di daerah tropis. Salah satunya adalah membuat pori-pori kita tidak terlihat membesar, juga mencegah munculnya bintik-bintik hitam karena efek negatif sinar matahari. Bahkan saat di dalam ruangan kita tetap terpapar dengan sinar matahari UVA yang dapat menembus awan dan kaca. Dan ternyata juga, produk-produk make up yang mengandung SPF sekalipun tidak se-efektif sunscreen itu sendiri. Owalah, pantesan muka saya jadi berbintik-bintik meski tiap hari udah pake pelembab yang ada SPF-nya.

Ah, sudahlah tidak usah saya jelaskan panjang lebar tentang manfaat si sunscreen ini. Wong saya bukan ahli di bidangnya.

Setelah hunting si tabir surya alias sunscreen ini di minimarket, ternyata yang ada hanya merk Wardah. Wew... kayaknya Wardah emang jagonya nyempilin produknya di setiap tempat. Ini terbukti deh, kalo nyari produk Wardah gampang banget, baik di minimarket, toko-toko di pasar, maupun di mall-mall besar. Padahal dari segi kualitas, dia bukan barang abal-abal. Harganya ramah di kantong pulak!  Cuma Rp 27.500,- saja. 

Mengandung SPF 30, Aloe Vera dan Vitamin E. Bentuknya gel dan mudah diaplikasikan. Ga bikin wajah oily sih di saya. Oh iya semenjak pakai sunscreen, saya udah ga pake lagi serum Roro Mendut. Karena setelah saya perhatikan, pemakaian serum itu sebelum berdandan bikin wajah saya cepet berminyaakkk banget. Tapi karena udah kadung beli, cuma saya pake malam sebelum tidur aja. 

Dan bener, setelah ga pake serum itu, cuma sunscreen dan BB cream aja, lumayan wajah saya udah ga terlalu oily.

Saya cocok sih pake Wardah Sunscreen Gel ini, tapi yang jelas karena gampang didapat dan harganya murah. He he....
Read More

Thursday 10 March 2016

Akhirnya ke Onkologi

#latepost Februari 2016


Masih pada ngeh kan kalo tanggal 4 Februari kemarin diperingat sebagai hari Kanker Sedunia. Tapi sungguh bukan karena itu akhirnya saya mempunyai kesadaran untuk mendatangi klinik Onkologi untuk deteksi dini kanker.

Beberapa minggu terakhir saya merasakan benjolan sebesar kelereng di payudara sebelah kiri atas. Tidak sakit sih, dan sudah saya konsultasikan juga ke bidan dan SPOG, dan kata beliau-beliau tidak apa-apa hanya kelenjar ASI saja. Tapi maraknya kasus kanker payudara yang baru ketauan pada stadium lanjut dikarenakan salah diagnosa, membuat saya memburu dokter spesialisnya untuk bener-bener membuat saya tenang.

Berdasarkan rekomendasi temen-temen meluncurlah saya ke Klinik Onkologi Kota Baru Jogja.

Bangunan klinik ini tidak seperti umumnya rumah sakit atau klinik-klinik lainnya yang berkesan modern dan ‘kaku’. Begitu masuk ke dalam lobi klinik saya agak surprise juga. Ini kayak rumah kuno, betul2 rumah kuno dengan lantai ubin merah, dinding sederhana, dan kusen-kusen kuno. Ada juga lukisan hitam putih kuno dengan yang kayaknya sih tentang dokter jaman dahulu sedang mengobati pasiennya. Ah sayang sekali ga saya foto, padahal pertama kali datang saya langsung tertarik dengan lukisan itu.

Suasana kuno itu justru membuat saya merasa rileks, ga terintimidasi dengan kesan rumah sakit yang biasa menyergap begitu datang. Suasananya cuma kayak berada di rumah biasa aja, bukan di rumah sakit,apalagi rumah sakit dengan nama belakang ‘kanker’, aih denger namanya aja bikin saya keder. Suasana homey itu dilengkap dengan resepsionis yang ramah banget, dan ga pake sragam (!). Yes, saya benci sragam perawat di resepsionis. Bukan benci orangnya, tapi sragam perawat bikin perasaan saya ga nyaman.

Cukup ya tentang deskripsi kliniknya. Oh iya biar ga ngantri kelamaan klinik ini menyarankan untuk daftar via telp atau sms untuk bikin janji dengan dokter spesialis onkologi yg kita pilih. Bisa telp ke 0274-540778 atau sms ke 085292099779.

Berdasarkan rekomendasi temen-temen juga, saya pilih Profesor Teguh. Dari gelar depannya udah pasti tua nih (idih ga sopan ya, bilang-bilang tua). Dan biasanya kalo dokter spesialias yang udah senior bawaannya bete, bicaranya sekedarnya, kalo ditanya panjang lebar jawabannya bukan luas tapi pendek. Udah siap-siap deh kalo dibetein sama dokter tua ini, yang penting dia pinter udah.

Weh ternyata saya underestimate, beliau ga nyebelin kakak! Komunikatif, santun, dan ga buru-buru ‘mengusir’ pasiennya dari kamar praktek. Beliau secara jelas dan bahasa yang mudah kita cerna menjelaskan tentang kondisi kita, bahkan sebelum kita tanya. Masih kita guyur dengan pertanyaan-pertanyaan lain pun beliau masih dengan sabar menjelaskan. Ya benerlah temen-temen rekomen beliau. Lhah top banget gini. Keren lah Prof Teguh ini. Love you deh mister doctor.

Satu lagi yang saya catat, ini dokter bukan  dokter yang main kasih resep aja. Hati-hati betul beliau. Kalo ga butuh obat ya ga perlu kasih resep.

Ternyata dari hasil pemeriksaan dokter Teguh, ga ada yang mengkhawatirkan dari payudara saya. Benjolan itu cuma kelenjar ASI aja. Produksi yang banyak, ga diimbangi dengan pengeluaran yang teratur. Alhamdulillah. Terima kasih ya Rabb. 

Namun untuk lebih memastikan, dokter menyarankan saya untuk USG. Itu pun masih ditawari mau USG di sini atau di tempat lain. Saya jawab, “Di sini dok”. Masih ditawari lagi mau hari ini atau besok-besok lagi. “Sekarang dok, harus saya ketahui hari ini juga dok saya negatif kanker bener tidak”. Eh mantep banget deh tekad saya. Bulat udah.

Nunggu antri USG-nya lamoooo. Untung ada majalah kesayangan saya : Femina!! Oh God... Nunggu sampe tengah malam pun, rasanya saya ga akan mengeluh.

Edsel pun sampe ketiduran saking lamanya nunggu

Pemeriksaan di ruang USG pun dilayani dengan memuaskan. Dokter ahli radiologinya perempuan (yeaayy!) jadi saya ga canggung. Hati-hati dan tlaten betul beliau. Seinci pun ga ada yang dia lewatkan. Ini yang membuat pemeriksaan USG-nya jadi lama karena memang teliti dan hati-hati. 

Akhirnya hasil pemeriksaan USG pun negatif. Alhamdulillah. Kehororan saya selama ini tentang bayang-bayang penyakit kanker payudara lumayan terkikis.

Tinggal satu nih pe-er saya : papsmear! Duh pe-er bener deh ni. Selain karena ga bisa sewaktu-waktu (kalo lagi mens kan ga boleh), juga katanya sakit buk! Aduh harus meringis lagikah daku?
Read More

10 Bulan KRP

Catet ya, mulai tanggal 5 Maret 2016 usia kamu sudah 2 digit bulan.





Eh ya kok tau-tau udah 10 bulan aja. Nanti-nanti tau-tau udah segede si Ed. Nanti tau-tau udah susah kalo mau dipeluk-peluk dicium Ibu setiap saat. Ah anak-anak.... setiap hari melihat mereka tumbuh, setiap hari berharap mereka lekas besar, lekas pintar, lekas belajar banyak hal, tapi di sisi lain ada harapan agar mereka tidak lekas dewasa biar tetap menjadi 'boneka lucu' kita. #mendadakharu.

  • Ulala...ternyata saya salah menandai kalender. Setelah saya cek lagi, tambahan sufornya Akis bukan di akhir bulan ke-8, tapi di pertengahan bulan ke 9. #EmangPentingYa?
  • Konsisten memanggil “Mhao” pada mas Edsel.
  • Konsisten bilang “maem” sambil mulutnya mengecap-ngecap jika waktunya makan dan melihat makanannya sudah siap. Eh ini sebenarnya bukan dimulai bulan ke-9 ding, udah dari bulan keberapa tauk, tapi saya lupa nyatet.
  • Konsisten mengangkat tangan kanannya ke depan tiap lihat ayam dan cicak. Hihi...mau melambai manggil kali yak?
  • Makin ke sini makin sering tepuk tangan jika lagi hepi, atau mendengar kita bernyanyi.
  • Makan udang?? Oh tak masalah! Berarti gen alergi udang dari ayahnya tidak menurun ke Akis. Untunglah nak, Ibu sudah khawatir aja kamu seperti Buapakmu yang gatel tiap makan udang.
  • Sungguh bener teori saya beberapa bulan yang lalu kalo Akis tu hatinya lembut. Terbukti kalo dibentak kakaknya karena merebut mainan, maka dia akan bercucuran air mata, nangis pilu.
  • Rambut apa kabar? Ada setitik harapan untuk bertambah meski hanya satu dua helai. 
Peluk cium Ibu untuk Kesit Raka Panjalu yang agak kurang pelukan. Maafkan Ibu ya sayang, kalo Ibu sering pulang telat. Maafkan Ibu jika kadang Ibu lupa siapin buah potong untukmu. Maafkan Ibu jika sering mengeluh jadi zombie yang kurang tidur karena sering bangun malammu bisa sampe 5 kali (!!). Tapi jangan sering-sering bangun malam dong, nak. Yak? Yak? 
Read More

Friday 4 March 2016

9 Bulan KRP

#latepost 5 Februari 2016



Akis ku. Akis kesayangan Ibuk. Akis mood booster-nya Ibuk. Sudah 9 bulan. Kita lihat yuk rapormu dari usia 8 bulan ke 9 bulan ini.

  • Akis masih tetep mesra sama ibunya. *Ahh... mendadak rindu.
  • Bisa duduk sendiri. Bukan didudukkan ya, tapi duduk dengan kekuatan dan inisiatif sendiri. Dari merangkak ayo, dari tidur ayo, dari berdiri juga ayo. Tapi yang dari posisi berdiri ini dia agak susah nyari pegangan dulu biar bisa duduk enak. 
  • Bisa berdiri dengan berpegangan dan merambat sedikit demi sedikit. Edsel dulu di usia berapa ya berdiri dengan berpegangan? Kayaknya sih bulan-bulan ke-10 gitu. Girang banget ya lihat bayi kita (Bayi. Kamu masih tetap bayi Ibuk nak!) yang setiap hari kita lihat cuma dalam posisi horizontal tiba-tiba dalam posisi vertikal.
  • Gigimu mana gigimu nak?? ada 4 biji euy. Yang nongol pertama 2 yang di bawah. Ini pake acara demam selama 3 hari. Ini riwayat demam lama yang pertama untuk si KRP, pake ada ruam-ruam segala lagi. Ada ceritanya di sinidi sini, dan di sini. Kemudian disusul 1 biji di atas, ga ada drama, aman. Terakhir yang ke empat, di atas juga, dan pake demam lagi juga. Rekor kan? Kalo Edsel dulu tumbuh gigi ga ada drama-drama demam. Tumbuh mah numbuh aja. Iya meski sama-sama anak saya, beda cerita boleh aja kan?
  • Makan ga ada masalah sih ya. Masih tetap lahap dan ga pilih-pilih. Semoga konsisten begitu ya, walaupun pesimis karena biasanya ada masa anak itu GTM. Tapi semoga anakku baik-baik saja ya Allah dalam hal per-makanan. Amiinn. Amiinnn. 
  • Setelah lulus segala macam protein hewani tanpa ada gejala alergi, di pertengahan bulan ke-8 mulai dikenalin ikan laut, daaan baik-baik saja!! Alhamdulillah. Pe-er besar saya adalah meluluskan Akis untuk seneng makan ikan laut dan sayur sampai nantiiiiiii selamanya. Kabulkan ya Allah, kabulkan. Amiiinnn. Saya trauma dengan Edsel, setelah 2 tahun pertama suka ikan dan sayur, berubah drastis dengan mencium baunya saja mual.
  • Begitu mendengat suara musik, atau suara yang ritmis, atau apa pun itu 'yang terdengar seperti nada teratur', badannya langsung bergoyang-goyang dengan kepalanya mengangguk-angguk. Eh lucu banget. Meski lagi bete sekalipun, begitu denger suara itu otomatis ngangguk-ngangguk deh tu kepala.
  • Suka nyari-nyari cicak di dinding, begitu lihat, heee senyum. Seneng sama ayam juga.
  • Seneng banget kalo diajak nyapu sambil digendong. Pakai payung juga girang banget dia. Untuk kedua aktivitas itu (cie aktivitas...) sering nangis kalo diajak udahan. Wee...memangnya kerjaan kite cuma nyapu sama jalan-jalan pake payung doang boy?
  • Dan ini yang paling jegler! Akis mulai minum ASIP dicampur susu formula di akhir bulan ke-8. Ah sedihnya aku. Sebenernya tabungan ASIP di freezer masih, tapi cuma sekiitar 20 botolan. Padahal makin hari hasil pumping makin sedikit. Palingan cuma bawa pulang 1 botol 100 ml doang dari kantor. Padahal tiap hari ngabisin rata-rata 3 botol, jadi ga balance kan antara pendapatan sama pengeluaran. Udah pasti defisit deh kalo diterus-terusin gini. Maka saya ambil keputusan kalo ditinggal ngantor minum ASIP sama sufor. Takutnya nanti kalo tabungan ASIP bener-bener habis dan hasil pumping juga gini-gini aja, langsung full sufor anaknya kaget dan emoh sufor. Iya deh iya, saya ga ideal. Anak saya ga ideal. Masa ASI eksklusif 6 bulan sudah terlewati, tapi masa 1 tahun no sufor ga terkejar juga. Kebayang dulu si Ed sampai buang-buang ASIP karena saking ga muat freezernya. Kebayang dulu bisa bawa pulang 4 botol di usia-usia Edsel 9 bulanan gini. Ah sudahlah lah ya. Saya bukan ibu ideal.

Gigih makan stroberi

Dadaaa....main sendiri ya.


Sehat selalu ya Sayang. Kamu dan mas Ed seperti coklat dan kopi buat Ibuk, bikin nyaman dan nagih! 



Read More

Thursday 3 March 2016

Saya Kembali Ngeblog

Inilah mood booster saya. Bangun pagi, buka jendela, lihat rumput dan pohon sawo kecik, nyari suara ayam jago berkokok. 

Halo saya kembali ngeblog setelah libur ngeblog selama errr....kurang lebih 1 bulan. Saya emang gini nih tidak bisa fokus ke banyak hal. Begitu kerjaan kantor tumpah ruah jangan harap saya bisa menyelip-nyelipkan waktu untuk nulis. Kayaknya kapasitas lokus-lokus di otak saya memang terbatas, musti satu-satu diselesaikan dengan cara yang elegan biar hasilnya ciamik. Ha ha belagu ya bahasanya.

Hari ini saya kembali ngeblog dan penyemangat saya pagi ini adalah si adik yang baunya melulu asem tapi bawaannya pingin meluk aja. Sedang mas Edsel dari tadi malam belum ketemu karena nginep di rumah Uti sama Ayahnya.

Dan hari ini saya ngeblog di kantor memanfaatkan momen selesainya evaluasi APBDes semua desa. Ah lega rasanya! Semoga besok-besok bisa ngeblog di rumah lagi seperti biasa setelah anak-anak tidur. Jika biasanya kalo di rumah juga bawa setumpuk dokumen APBDes untuk dievaluasi, maka untuk sementara waktu ini setelah anak-anak tidur saya bisa menikmati me time. Jadi diri sendiri. Menikmati hobi : ngeblog dan baca buku.

Maka mulai hari ini karena satu dan lain hal saya punya pandangan baru tentang finansial, tentang sehat, tentang semangat pengabdian dan kapabilitas saya sebagai pegawai negeri. Ih banyak ya? Dan ga janji juga bisa semua di-share di blog ini karna keterbatasan waktu.

Haahhhh kembali menghirup oksigen dalam-dalam dan .... semangat ya!!


Saya kembali ngeblog.
Read More
Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena