cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Thursday 13 November 2014

Edsel Ingin ke Alaska

Alaska

Wakakak...kalo orang lain yang denger mungkin ngakak kalo Edsel bilang pingin ke Alaska. Mustahil banget kan kedengarannya ? Emak bapaknya cuma pegawai rendahan, trus ga juga bakalan dapat warisan yang geday dari moyang. Tapi kalo Edsel bilangnya ke saya? Saya cuma tersenyum sambil bilang, "Amiinn, kalo Edsel pintar insya Allah kita bisa ke sana".

Edsel emang sering gitu, suka punya keinginan yang aneh-aneh. Yang kadang bilang pingin ke Alaska, kadang bilang pingin ke Afrika biar liat ular Mamba Hitam, ato kadang pingin nyobain makan daging Tyrex, dan macem-macem lainnya. Dan keinginan anehnya ini konsisten, bukannya hari ini bilang terus besok lupa. Dia akan terus ngulang lagi besoknya kalo ingat. 

Ga terhitung lagi orang yang nyengir, ketawa, ato malah histeris dengan keinginan ga umumnya itu. Tapi menurut saya bukankah anak seumuran Edsel memang suka berimajinasi? Dia sering nonton film atau membaca buku (membaca di sini maksudnya membuka-buka buku ya, atau kami yang bacakan karena Ed memang belum bisa membaca) tentang hal-hal yang nun jauh dari logika seperti itu. 

Sejauh ini saya menganggapnya masih normal dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Saya ambil sisi positifnya saja bahwa Edsel pintar berimajinasi, bukankah ini hal yang bagus untuk anak-anak? Dan itu bisa sebagai pelecut dia dan kami orang tuanya (yaa siapa tahu saja kelak Edsel bisa ke Alaska beneran, hehehe....)
Read More

Tuesday 4 November 2014

Cinta Dalam Seorang Robin Lim

Kecantikannya seperti khas wanita Indian. Memang ada darah Indian dari ayahnya yang keturunan Jerman. Sedang ibunya seorang campuran Filiphina dan China. Robin Lim. Ia tak sepopuler tokoh politik, pejabat, atau artis yang saban hari wara-wiri di layar televisi Indonesia. Ya, ia tak seterkenal mereka bagi kita. Tapi jangan tanya jiwanya, jangan tanya hatinya, jangan tanya kemampuannya, jangan tanya pengabdiannya. 


Kalo saja televisi kita lebih sering menampilkan orang-orang insipratif, orang-orang yang membawa banyak kebaikan untuk lingkungannya, orang-orang dengan jiwa pejuang tanpa pamrih, orang-orang dengan banyak ilmu yang bermanfaat, maka mungkin banyak virus kebaikan yang lebih cepat menular dibanding virus tensi tinggi atau virus hedonis yang sudah kadung parah.

Robin Lim mendirikan klinik di Ubud, Bali dengan nama Yayasan Bumi Sehat. Klinik yang sama juga kemudian ia dirikan di Meulaboh Aceh pasca tsunami 2005 silam. Klinik ini adalah klinik ibu dan anak untuk segala jenis kelas dan strata tanpa meminta bayaran sepeserpun alias gratis, kalo hendak member donasi seikhlasnya dipersilakan. Meskipun cuma-cuma, tapi pelayanan di klinik ini tak main-main, sungguh-sungguh bagus dan professional. Kursus prenatal macam yoga dan senam hamil juga diadakan di klinik ini, sekali lagi : GRATIS.

Selain melayani ibu hamil dan melahirkan, klinik Bumi Sehat juga membantu ibu dan bayi pasca persalinan. Robin sepertinya tak ingin menuntaskan kasih sayangnya begitu saja, bahkan ketika ibu dan bayi membutuhkan kehadiran dan pertolongannya setelah melahirkan.

Robin menekankan proses kelahiran gentle birth untuk wanita melahirkan. Gentle birth adalah melahirkan dengan alami, natural, tanpa banyak intervensi medis yang tak perlu (kecuali untuk indikasi medis yang memang mengharuskan untuk melahirkan dengan operasi caesar). Tak banyak teknologi modern di klinik ini selain mesin USG, ia juga tak banyak memberi obat-obatan kepada wanita hamil selain vitamin yang itu pun juga gratis. Ia percaya dengan cara-cara alami akan banyak memberi manfaat bagi bayi dan ibu. Wanita hebat ini juga mengedukasi pasiennya untuk hanya memberikan ASI pada bayinya dan menyajikan MPASI buatan sendiri.

Sebenarnya yang istimewa dari Robin Lim adalah cintanya yang begitu besar pada pasien-pasiennya. Ia selalu memeluk dan mencium hangat ibu-ibu yang datang padanya, juga bayi-bayi mungil yang mereka lahirkan. Selalu. Ia sangat pecaya bahwa cinta akan membuat rileks dan mengurangi setiap penderitaan dan rasa sakit. Bahkan ia tak segan-segan datang langsung sendiri ke rumah pasien jika mereka tidak bisa dibawa ke klinik. Tak ada perbedaan dalam melayani semua kalangan, miskin kaya semua diperlakukan penuh cinta. “Melahirkan adalah peristiwa yang sangat beresiko bagi seorang perempuan. Sakit. Mereka bertaruh nyawa. Saya selalu menganggap pasien yang melahirkan di sini sebagai anak saya. Sentuhan kecil saja sangat berarti bagi mereka. Dengan begitu kesakitan mereka berkurang,” kata Robin.

Robin juga membagikan ilmunya lewat buku-buku yang ia tulis di antaranya Anak Alami dan ASI Eksklusif Dong ! Buku ini ga dijual lho, tapi diberikan scara gratis jika kita mengirimkan email ke website Bumi Sehat. Atau didownload di website itu juga bisa. Bener-bener ga komersiil.

Jika ditanya dari mana dana untuk biaya operasional klinik ? " Sampai sekarang saya tidak berhenti mengirim permohonan dana, ke luar negeri", jawab ibu dengan 5 anak ini. Sebagai klinik yang ‘bersih’, Bumi Sehat tidak pernah menerima bantuan atau sponsor dari perusahaan susu formula meski mereka rajin memberi pendekatan kepada Robin. Bahkan Robin juga pilih-pilih untuk menerima donasi dari perusahaan-perusahaan lain. Perusahaan yang bidang usahanya merusak lingkungan dan hutan, akan ditolaknya mentah-mentah meski uang yang mereka berikan bisa menyambung hidup klinik, meski diakuinya ia kembang kempis dengan dana yang ada. Robin tak butuh uang dari mereka yang hanya egois memikirkan keuntungan tanpa mencintai masa depan anak dan lingkungan.

Robin Lim, wanita yang lahir di Arizona Amerika, besar di Filiphina, memberikan cintanya untuk Indonesia. Bukan karena uang yang lebih menggiurkan, bukan karena kepopuleran yang lebih menjanjikan, tapi karena cinta. Cinta seorang Robin Lim.


Yang berupa kutipan perkataan Robin diambil dari : akarumput.com
Read More
Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena