cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Tuesday 3 December 2013

Rumitnya Jadi Ibu


" Gimana caranya adik bayi bisa ada di perut?"
" Kenapa Afika ga punya thihit kayak Edsel, Buk?"
" Allah itu tinggalnya di mana? Edsel boleh ikut Allah?"
" Kok lagunya Ambilkan Bulan? Gimana caranya ambil bulan yang ada di langit sana?"

Tanyakan itu semua padaku dan akan aku jawab dengan sempurna, sesempurna buku beserta penjelasan ilmiahnya!

Tapi persoalan menjadi lain ketika itu dan sederet pertanyaan ajaib lain keluar dari mulut balita. Dari mulut manusia yang aku lahirkan 2,5 tahun tahun lalu. Bayangkan betapa rumitnya. Rumit. Memang rumit menjadi ibu. Makanya, belajar!

Menjadi orang tua, lebih-lebih ibu itu butuh ilmu. Ga cuma sekedar mbrojolin anak, kasih makan enak, beliin mainan yang dia sukai, selesai urusannya. Gak! Ga se-simple itu. Menjawab pertanyaan dari anak juga ada ilmunya. Bukan hanya tentang benar dan salahnya jawaban kita, tapi tentang bagaimana cara menjawabnya.

Ketika anak kita yang berumur 2 tahunan bertanya tentang gimana bayi bisa ada di perut seorang wanita, memangnya mau kita jawab : "Gini lho dek, laki-laki dan perempuan yang sudah menikah itu boleh tidur bersama. Nah saat itu ada proses pelepasan spermatozoid dan kemudian membuahi sel telur. Sel telur yang sudah dibuahi menempel di dinding rahim yang ada di perut perempuan, namanya zigot. Zigot terus berkembang menjadi bayi, dan akhirnya nanti ketika sudah saatnya akan keluar."

Atau mau kita jawab begini : "Hush jorok dek, ga boleh ngomongin itu! Adek masih kecil."

Ga dua-duanya di atas kan? Jawaban pertama terlalu rumit dan membingungkan untuk dicerna anak seusia itu. Bisa jadi dia makin tambah bingung. Jawaban kedua akan membunuh sifat kritis anak, tanya ini ga boleh tanya itu ga boleh, lama-lama anak akan males bertanya lagi. Padahal periode emas ini_di mana segala sesuatu menarik perhatiannya_harus kita manfaatkan sebaik-baiknya karena ga akan terulang lagi.

Maka dari itu, belajar menjadi ibu itu perlu. Perlu banget! Biar kita bisa bijak menjawab pertanyaannya, biar kita bisa merangsang rasa ingin tahunya. Ga mau kan kalo anak kita bertanya ke orang yang salah dan dijawab salah pula? Nah lho, makanya penting banget tuh kita minterin diri sendiri dulu sebelum minterin anak. 

Padahal jadi ibu itu ga ada sekolahnya lho. Ga ada universitas yang mendirikan jurusan "Ibu yang Baik". Seandainya ada, mungkin di situ mata kuliahnya : cara-cara menjaga kehamilan, cara melahirkan yang baik, ASI, MPASI, imunisasi, cara stimulasi perkembangan anak, cara menjawab pertanyaan dengan jawaban yang mudah dipahami anak, langkah mengajak anak shalat tanpa membantah, langkah mencari sekolah yang baik untuk anak, cara mencari uang yang banyak biar bisa menyekolahkan anak ke luar negeri, dll. Ha ha ha ...Rumit amat yak? Semua 'mata kuliah' di atas berasal dari semua disiplin ilmu. Kesehatan, psikologi, ekonomi, bisnis, manajemen, agama, dan lainnya.

Luangkan waktu sejenak untuk belajar. Biar kita ga terjebak pada mitos yang belum tentu bener, biar kita ga terjebak pada 'katanya'. Belajar bisa dengan baca buku, majalah, browsing internet, ikut seminar, dan banyak lagi deh caranya. Please ya, ini sudah bukan jamannya lagi ibu itu ga bisa smart. Tergantung niat dan kemauan aja.

Jadi kawan, jangan anggap enteng jawaban sebagai ibu. Ibu itu pekerjaan yang jam kerjanya 48 jam sehari, 7 hari seminggu, 4 minggu sebulan, tidak bisa cuti, tidak boleh resign, dan tanpa gaji! Makanya kita dituntut untuk siap. Siapnya gimana? Ya kalo belum siap untuk belajar tentang banyak hal, ya jangan jadi ibu. Bukan saya under estimate dengan maraknya kasus pelajar hamil duluan dan mendadak jadi ibu lho, ya (walaupun sangat saya sayangkan). Tapi ketika Tuhan menitipkan seorang anak untuk kita jaga, saat itu pula lah kita harus siap untuk dimintai pertanggungajawaban tentang apa yang telah kita lakukan untuk menjaga titipan itu.

Cheers.. yuk jadi ibu yang smart!

5 comments:

  1. sukkaaaa...tantagan jadi ibu yg smart...lebih rumit daripada sekedar bingung bagi waktu kerja n waktu buat anak...makasih postingannya mb...menyemangati bgt

    ReplyDelete
  2. sukkaaaa...tantagan jadi ibu yg smart...lebih rumit daripada sekedar bingung bagi waktu kerja n waktu buat anak...makasih postingannya mb...menyemangati bgt

    ReplyDelete
  3. mbak, terus jawaban yang bijaknya bagaimana? belum diceritakan. aku lagi belajar untuk persiapan nanti jadi ibu :)

    ReplyDelete
  4. @nita : iyaakk,Allah kasih tantangan dan kebahagiaan di setiap fase umur anak kita. Tunggu ya, kejutan apa lagi yg akan Kinan kasih buat ibunya.

    ReplyDelete
  5. @nura : trkadang anak tidak membutuhkan jawaban 'mengapa'. Nah di sini tugas kita untuk pinter mengakali jawaban. contoh : "kenapa bayi bisa ada di perut ibu?Iya dek, krn cuma perut ibu yang muat untuk tempatnya adik bayi". "Kenapa Afika tidak punya thitthit kyk Edsel?Krn Afika anak perempuan, yg punya thit thit itu laki-laki seperti Edsel, Ayah, Kakung".

    ReplyDelete

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena