cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Tuesday 17 December 2013

Berjalan di Atas Cahaya


Judulnya "Berjalan di Atas Cahaya" dengan subjudul "Kisah 99 Cahaya di Langit Eropa". Sebenarnya saya salah beli karena yang saya inginkan novel yang berjudul "99 Cahaya di Langit Eropa". Sedangkan ini ternyata bukan sebuah novel tapi kisah perjalanan dan cerita nyata, walaupun dengan pengarang yang sama. Pantesan tipis banget.

Saya memang tidak mencari referensi sebelumnya tentang novel tersebut jadi ga tau sampul kulit atawa isinya seberapa tebal. Hanya sedang butuh bacaan dan mampir ke toko buku, kebetulan liat buku ini di rak paling depan dan pernah dengar kalo novel dengan judul tersebut best seller bahkan dibuat film. Eeh... ternyata setelah saya bayar di kasir, liat novelnya. Yo wis lah next time aja kalo punya duit beli lagi.

Tapi ga nyesel lho beli buku ini. Inspiratif dan menceritakan sisi lain dari sebuah traveling. Hanum Salsabiela Rais penulis buku ini menyajikan kisahnya selama berada di Eropa. Bagaimana dia bertemu dengan orang-orang yang luar biasa selama di benua biru tersebut. Orang-orang dengan hati yang luas yang telah menanam kebaikan kepadanya meski dia bukan bagian dari mereka. 

Buku ini setidaknya membuka cakrawala baru bagi saya bahwa ada sisi lain dari Eropa, terutama tentang bagaimana penduduk muslim di benua ini. Yang disajikan juga bukan tempat-tempat yang 'umum' diliput oleh TV-TV, tapi kota-kota yang 'asing' yang jarang kita tahu lewat media. Ada kisah tentang perempuan muslim asal Aceh yang tinggal di desa Ipsach, desa kecil di Swiss. Bekerja di produsen jam nomor wahid dunia, bersuamikan seorang bule mualaf. Di pedalaman Eropa yang terpencil itu, dengan gaji yang tak main-main, ia tetap teguh dengan jilbab dan akidahnya.

Juga ada cerita tentang Mama Heidi dan suaminya Reinhard Kramar, pasangan dokter yang tinggal di Linz, Austria. Mereka bukan muslim, tinggal di Eropa yang serba uang. Tapi mereka memberikan tempat tinggal apartemen gratis selama 2 bulan untuk Hanum (penulis) dan suaminya, meski mereka berbeda keyakinan.

Juga ada kisah kejujuran di desa Neerach, Swiss. Toko bunga tanpa ditunggui penjual. Pembeli mengambil, membayar, mengambil kembalian, sendiri!!  Sebuah sistem kebaikan tanpa perlu banyak cing cong di negeri yang tak agamis. Markus Klinker dan Siti Zubaida Kllinker tinggal di desa ini. Markus yang seorang ustadz tetap menaruh hormat dan cinta yang luar biasa kepada orang tuanya meski ia telah menyeberang keyakinan. Ya, orang tuanya adalah penganut Katholik yang taat. Markus dibesarkan di keluarga penginjil yang terhormat, maka ia merawat anaknya dengan landasan iman pula, meski dengan iman yang berbeda.

Satu hal yang membuat saya begitu terinspirasi, bagi Hanum pergaulan adalah investasi. Investasi sosial. Di saat-saat sulit, di saat kita membutuhkan jalan keluar, maka bisa jadi investasi sosial yang telah kita tanam sebelumnya lah yang akan memudahkan jalan kita. Ini pelajaran yang paling bisa saya petik dari buku ini. Tentu saja selain penggambaran tentang tempat-tempat yang membuat saya serasa berada di sana. Membaca deskripsi Hanum sedikit mengurangi kemustahilan untuk 'merasakan' Eropa, even nun di pedalaman Benua cantik itu.

Selamat berburu buku ini ya bagi yang belum punya. Selamat membaca bagi yang udah beli (atau pinjem hehehe).

Book is my soul...






0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena