cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Friday 18 July 2014

Catatan Hari Ke-dua puluh

Banyak sekali ya bolong catatannya. Iya, saya sibuukk sekali d kantor. Di rumah juga udah ga sempet mau pegang laptop. Edsel tidurnya malem melulu, paling cepet jam 10 baru tidur. Mana lah saya tega anak masih main mau ditinggal online

Hmm...beberapa hari terakhir ini banyak sekali kegiatan dan kerjaan di kantor. Biasanya juga seperti itu sih, tapi akhir-akhir ini kayaknya ga bisa mikirin yang lain selain kantor. Uff...ni aja mau nulis kayaknya ga mood gitu.

Oh iya, kemarin udah beli timbangan kue sama mikser baru. Ahay, niatnya banget deh pokoknya lebaran kali ini bikin kue yang sesuai resep. Bukannya apa-apa, bukan mau jualan juga, tapi mau dianter ke rumah mertua. Kalo biasanya suka coba-coba resep dengan modifikasi sendiri, sedep-sedep aja kalo dimakan sendiri. Tapi  kalo dikasih orang lain ? Ga pede deh, takut kebangetan ga enaknya. Malu-maluin diri sendiri aja. Runtuhlah nanti imej saya sebagai wanita pembikin kue yang enak. Jiaahh....hahahaha.

Udahan ya. Habis ini mau googling resep. Trus nanti kalo udah libur mau dicobain. See you. Semoga besok mood nulisnya datang lagi.
Read More

Monday 14 July 2014

Sunset Bersama Rosie

Tere Liye. Dua kata yang tadinya sempat saya duga kalimat bahasa Sunda. Ga tahu kenapa Tere Liye menurut saya berbau Sunda sekali. Pertama mendengar kata ini dari komentar status facebook seorang teman. Karena penasaran dengan artinya, saya googling. Dan sebagai orang yang mengaku hobi membaca, ternyata saya kuper dan norak sekali. Tere Liye itu nama orang ! Nama seorang penulis novel yang ternyata terkenal !! Ya ampuun, kemana aja saya selama ini ? Tapi saya emang jarang banget baca buku yang percintaan gitu. Jadi nama-nama penulis romantis memang kurang familiar di telinga saya. Kecuali Asma Nadia tentu saja. Saya mengenal karyanya sejak SMA, saya berjabat tangan dengannya sejak SMA, saya mendengar wejangannya yang berbobot tapi cantik sejak SMA, dan saya jatuh cinta padanya sejak itu pula. Dalam pikiran saya dia bukan pengarang novel percintaan, tapi seorang penulis buku psikolog dengan meminjam latar fiksi.

Kembali ke Tere Liye. Dia penulis yang cukup produktif. Informasi mengenai dirinya, apalagi kehidupan pribadinya sangat minim. Penulis ini unik sekali, tidak pernah mencantumkan tentang dirinya di setiap buku-bukunya. So humble.

00.00.000.
Timer bom itu sempura menyentuh angka nol.
Dalam gerakan pelan yang menyakitkan, dalam gerakan lambat yang mengiris hati, aku harus menjadi saksi utuh seluruh kejadian itu. Sebelum Rosie terharu menerima tangkai bunga, sebelum Nathan mengacak bangga rambut Sakura dan Jasmine, terdengar dentuman keras.
....

Sunset Bersama Rosie adalah salah satu buku terlarisnya. Meminjam latar bom Bali di Jimbaran, novel ini menurut saya cukup menarik. Bayangkan kamu mendapat pelajaran tentang kesetiaan, persahabatan, kasih sayang, romantisme, even parenting dalam satu buku. Bahkan kamu mendapatkan keindahan alam Gili Trawangan, Gunung Rinjani, dan Jimbaran sekaligus dengan deksripsi yang seolah nyata namun tentu saja lebih sedap dibaca. 

Tentu saja layaknya buku yang baik, novel ini sudah memenuhi syaratnya. Punya tanggungjawab moral kepada konsumennya, kita para pembaca. Ada hikmah yang disajikan, ada pelajaran yang bisa diambil. Buku setebal 425 halaman ini mengajari saya dan menghakimi saya mentah-mentah tentang bagaimana kita bersikap pada sahabat meski dia adalah orang yang telah mematahkan hati kita sekalipun. Bahkan Tere Liye memberi tahu saya cara bersikap cerdas untuk mencerdaskan anak-anak. 

Cerita yang sedih mengharu-biru dalam buku ini sempat membuat saya menangis lho. Aduh mungkin karena saya punya anak kecil ya, jadi membayangkan anak-anak tanpa orang tua selalu sukses membuat saya tersedu-sedu. Ya ga sampai tersedu-sedu gitu sih, tapi saya beneran nangis! Aihh, kapan terakhir kali saya menangis ketika membaca buku ? Kalo tidak salah waktu kelas 3 SD ketika membaca buku cerita tentang anak yang juga ditinggal mati kedua orang tuanya. Berarti sudah 20 tahun yang lalu.

"Anggrek, Sakura, Jasmine, ayah kalian sudah pergi. Selamanya. Demi Tuhan, andaikata Paman diberikan kekuatan membalik dunia, maka Paman akan melakukannya untuk mengembalikan ayah kalian. Tetapi itu tidak bisa dilakukan. Paman tidak bisa melakukan itu... Tidak akan pernah bisa."
Read More

Friday 11 July 2014

Catatan Hari Ke-dua belas

Jika belum tau rasa bubur dengan lauk es krim, mungkin bisa bertanya pada Edsel. Setelah jatuh dengan hasil bibir monyong dan mulut yang terluka kemarin, Edsel ga bisa makan yang kasar-kasar. Makanya saya bikinkan bubur beras yang encer biar mulutnya ga perih. Setelah sekian lama ga makan bubur, ternyata Edsel emohhhh bubur. Bubur beras terakhirnya ketika MPASI usia 1 tahun-an kalo ga salah. Dan sekarang dia jijik dan ga doyan. Setelah dibujuk-bujuk akhirnya mau juga sesuap dua suap, dan kemudian emoh lagi. Maunya malah makan es krim yang kami beli pagi-pagi di pasar ketika saya ajak dia berbelanja. Saya larang dia makan es krim sebelum bubur ini habis. Minimal setengah mangkuk aja karena kemarin udah ga makan apa-apa, perutnya kosong.

Daannn....si anak Ayah ini mulai menawar. Dia mau makan bubur tapi lauknya es krim boleh ga? Oke deh anak sholeh, boleh, boleh kok, boleh banget yang penting mau makan. Ternyata bubur es krim ini enuaakkk kata si Ed. Dari yang tadinya ga doyan, jadi nambah 2 mangkuk lagi. Ya ampuunn ni anak balas dendam karena kemarin ga makan apa-apa kali ya? Saya sih ga puasa, tapi ogah kalo disuruh nyicipin. Ogah banget deh. Bubur dicampur es krim?? Hoek! Ayahnya yang liat juga cengar-cengir dengan tatapan yang bermakna : MENJIJIKKAN.




Makan siang dan makan malam Ed masih pake bubur dengan lauk ikan dan telur yang dicincang. Jangan ditanya makannya seberapa banyak ya. Banyaakk banget dengan acara nambah pula. Bener-bener deh Edsel balas dendam.

Tarawihnya dong diacungi jempol. Kata Ayahnya Edsel ikut shalat dari awal sampe selesai. Iyah dari shalat sunnah tahiyatul masjid sampe witir. Prok prok prok!! Sampe rumah langsung berlari mencari saya dan pamer banyaknya shalat yang dia lakukan. Apa pasal? Uti janji kalo Ed shalatnya banyak akan dikasih hadiah coklat. Makanya setelah itu kita langsung ke rumah Uti untuk nagih hadiah yang dijanjikan itu. Yayayaya......gapapa deh, untuk penyemangat.

Read More

Thursday 10 July 2014

Catatan Hari Ke-sebelas

Perayaan kemenangan. Hari kesebelas Ramadhan ini saya menemui 3 jenis perayaan kemenangan di mana-mana. Perayaan pertama, pagi buta. Saat Jerman menampar muka Brasil di rumah sendiri dengan gol 7-1. Tamparan yang menyakitkan, publik Brasil menangis, berdarah-darah. Siapa menyangka Jerman akan semudah itu membuat 7 gol! Bayangkan 7 gol ke gawang sebuah tim yang bahkan bola sudah menjadi seperti agama bagi mereka. Kemenangan yang pantas untuk dirayakan. 

Perayaan kemenangan kedua, siang hari, selepas TPS-TPS ditutup dan hitung cepat mulai ditampilkan. Perayaan kemenangan Jokowi. Meski cuma quick count alias penghitungan berdasarkan sample, tapi capres nomor urut 2 ini sudah merayakan kemenangannya dengan konferensi pers. Kita berpikir positif saja, pertarungan menuju RI 1 kemarin cukup melelahkan, menyita waktu, energi, dan uang tentu saja. Secercah angin kemenangan meski cuma lewat quick count mungkin membuat nafas terasa lega. Walaupun menurut saya deklarasi kemenangan itu terlalu prematur. It's okay, semua berhak membuat konferensi pers, semua berhak mendeklarasikan kemenangan dengan caranya masing-masing. Kita doakan saja semoga hasil resmi dari KPU nanti benar-benar menghasilkan presiden yang tidak cuma sekedar bisa merayakan kemenangan tapi juga membawa kemenangan itu untuk kerja keras dan kerja cerdas selama 5 tahun ke depan. 

Perayaan kemenangan ketiga, buka puasa untuk umat muslim di seluruh dunia. Meski saya masih belum puasa karena masih berhalangan, tapi waktu berbuka tetap saja menyenangkan untuk kami sekeluarga. Sayangnya buka puasa kali ini agak sedikit sedih karena siangnya Edsel jatuh ketimpa kursi. Bibirnya jadi monyong, mulutnya keluar darah banyaaakk sekali, dan 2 gigi depannya goyang. Gara-gara itu dia jadi tidak bisa makan, setiap makanan masuk ke mulut dia meringis. Ga makan siang, ga makan malam, dan ga ngemil juga. Oh anak yang malang. Padahal dia kelaperan, pingin banget bisa makan, apalagi siangnya kami bikin kue stick putri salju bersama dan semangat sekali nunggu mateng. Eh sebelum mateng dia udah jatuh dan bobo siang. 

Liat bibir atasnya, tambah monyong aja

Selamat memasuki 10 hari kedua ya... Ramadhan tahun ini kita telah berhasil menjalani peristiwa penting dalam rangka mencari pemimpin. Semoga senantiasa aman dan tanpa ribut-ribut sampai pelantikan presiden Oktober nanti. Oh iya jangan lupakan Palestina ya. Herannya kok tivi-tivi abai dengan berita tentang Palestina yang sudah dibombardir Israel. Semua berita tentang Piala Dunia dan Pilpres. Ga ada sedikit ruang kosong untuk saudara-saudara kita itu. Atau mungkin saya yang ga liat? Hmmm.....
Read More

Wednesday 9 July 2014

Tumis Hati Ayam Jamur Kancing

Panjang amat yak namanya? Hahaha... Kisah di balik resep ini adalah saya sukaaa banget jamur kancing (jamur champignon) tapi di sini suka susah nyarinya, ga ada malah. Yah namapun juga di kampung ya, saya kan emang anak kampung. Jadi waktu hari Jumat kemarin ke Jogja sekalian aja beli jamur ini. Sampe tadi pagi belum kepikiran juga mau dimasak apa. Mumpung hari ini libur, niat banget harus eksekusi jamur ini. Buka kulkas cuma ada hati ayam doang, bumbu-bumbu juga ga lengkap. Browsing resep, isi kulkas saya ga memenuhi syarat untuk masak sesuai resep. Maka seperti yang sudah-sudah, masak aja dengan bahan yang ada, abaikan resep, yang penting bisa dimakan. Maka jadilah resep dengan segala keterbatasan materi yang melingkupinya. Tapi namanya dong, mentereng kan ?

Inih jamur favorit saya itu : jamur kancing

Bahan :

  • Jamur kancing belah jadi empat
  • Hati ayam
Bumbu :
  • Bawang putih cincang halus
  • Bawah merah iris tipis
  • Jahe keprak (dikit aja ya, kurleb 3 cm)
  • Cabai merah buang isi, iris serong
  • Merica bubuk
  • Garam
Cara membuat:
  • Hati ayam direbus terlebih dahulu sampe matang, tiriskan, potong dadu.
  • Tumis bawang putih, bawang merah, dan jahe sampe harum.
  • Masukkan hati ayam, aduk-aduk sampe bumbu tercampur rata.
  • Masukkan jamur, cabai merah, merica bubuk, dan garam. 
  • Aduk-aduk dan diamkan beberapa saat sampe bumbu meresap.
  • Angkat, hidangkan.
Tumis hati ayam jamur kancing. Yummy...

Jangan tanya kenapa bahan-bahannya ga ada ukurannya. Semua resep yang saya bikin sendiri memang ga saya ga ada ukurannya, cuma saya kira-kira sendiri, sesuai feeling aja. 

Rasanya menurut saya sih enak, terbukti semua orang juga pada makan dan fine fine aja. Ga pada muntah karena ga enak. Hahaha... ekstrim amat ya indikator enak ga enaknya. Eh tapi serius lho enak kok, cobain deh. Yummy...
Read More

Stick Putri Salju

Kenapa saya jarang banget posting resep? Karena saya malas menjepret step by step-nya. Saya juga malas mengambil gambar hasil akhirnya karena sebelum difoto biasanya udah masuk mulut Ed duluan. Padahal resep tanpa picture pasti ga menarik dong, susah dibayanginnya. Lagipula masakan saya juga ga spesial, seringnya malah dimodif sendiri karena keterbatasan bahan dan alat.

Nah hari ini tumbenan pingin posting resep. Ke dapur bawa camdig, bentar-bentar ambil foto. Sebelum bikin adonan difoto, Edsel lagi marut keju juga difoto, niat banget dah. Soalnya sekarang kalo masak seringnya dibantuin Ed. Jadi itung-itung biar buat dokumentasinya dia deh.

Ed semangat banget tiap diajak masak

Netbook wajib dibawa ke dapur untuk contekan resep. Maklum yah,  ga punya tablet.
,
Ini resep saya ambil dari website-nya Blue Band, tengok-tengok sana deh banyak resep kue kering yang menarik tapi gampang. Ada juga video step by step-nya jadi kita ga perlu susah-susah ngebayanginnya.

Adonan Stick Putri Salju:
  • Blue Band Cake & Cookie
    175 gr
  • Gula halus
    75 gr
  • Kuning telur
    2 butir
  • Tepung terigu serbaguna, ayak
    250 gr
  • Baking powder
    1/4 sdt
  • Tepung maizena 
    50 gr
  • Keju cheddar, parut
    50 gr
  • Keju edam, parut 
    75 gr
  • Kacang Almond, sangrai, tumbuk kasar
    50 gr

Hiasan
Cokelat masak putih, lelehkan            300 gr
  • Kacang Almond, cincang kasar, sangrai 
    100 gr
  • Gula Halus, ayak 
    50 gr
  • Berbagai variasi topping sesuai selera, seperti: meses, trimits, dll


CARA MEMBUAT

Adonan Stick Putri Salju:

  1. Kocok Blue Band Cake & Cookie dan gula halus hingga lembut. Tambahkan kuning telur, kocok rata.
  2. Masukkan tepung terigu dan baking powder. Aduk rata.
  3. Tambahkan sisa bahan, aduk rata.
  4. Giling adonan dan potong memanjang 10 x 1 cm.
  5. Panggang adonan yang telah berbentuk stick tersebut ke dalam oven bersuhu 180⁰C selama ±15 menit. Dinginkan.
  6. Celup ujung stick ke dalam cokelat leleh. Hias dengan kacang atau sesuai selera.
  7. Taburkan gula halus yang telah diayak di bagian yang tidak dicelup cokelat. Sajikan.
Itu resep versi aslinya, tapi beberapa sengaja saya modif :
  • Saya ga punya timbangan kue, jadi berat bahan cuma saya kira-kira aja.
  • Saya ga pake keju edam dan kacang almond karena ga punya.
  • Saya juga ga pake penggiling kue. Adonan cuma saya tekan-tekan aja dengan telapak tangan.
  • Hiasan coklat lelehnya ga pake coklat putih, tapi yang coklat blok warna coklat. Edsel lebih suka yang warna coklat, dan buat saya coklat itu mantepnya ya warna coklat.
  • Karena saya cuma punya oven tangkring (itu lho oven yang cuma ditangkringin di atas kompor dan ga ada alat pengatur suhu) maka manggangenya cuma saya kira-kira aja. Pake api kecil dengan waktu kurang lebih 20 menit. 
  • Setelah mateng ga saya taburi dengan gula halus biar Ed ga kebanyakan makan gula lagi. Cukup dihias dengan coklat leleh dan taburi toping di atasnya.
Ini hasil akhirnya setelah dicelup coklat dan ditaburi toping

Meski ga sesuai dengan resep aslinya tapi rasanya tetep enak lho. Kalo semua bahan dan alat ada memang lebih enak ikut resep asli, tapi jika tidak be creative aja. Yang penting bisa dimakan, hehehe... 
Read More

Tuesday 8 July 2014

Catatan Hari Ke-sepuluh

Ramadhan hari ke-sepuluh, itu artinya tanggal 8 Juli, artinya pula H-1 menjelang Pemilu Presiden. Tahun ini istimewa ya, 3 pesta besar sekaligus digelar : Piala Dunia, Ramadhan, dan Pilpres. Khusus untuk pilpres, saya tidak pernah menuliskan tentang ini di blog atau media sosial. Bukan apa-apa, tapi males aja karena topik ini udah menjadi topik yang paling sering diperbincangkan, diperdebatkan, bahkan dipertengkarkan. Takut salah omong, takut salah komen, dan yang jelas sudah sangat bosan dengan perbincangan pilpres yang ujung-ujungnya itu-itu aja, kesitu-situ lagi. Udah ga keren kalo kata saya mah.

  • Hari ini cuaca masih tetep mendung, cuma tipis dan tidak cukup mampu untuk menjatuhkan hujan. Udara dingin. Semoga bisa mendinginkan hati hati yang panas, dan menentramkan jiwa-jiwa yang kalut karna cinta tak berbalas. (Hahaha...makin kacau kan ngomongnya. Mendung emang bisa bikin ngelantur).
  • Tanpa sengaja nemu web-nya Ustadz Yusuf Mansur dari status seorang teman. Like this. Jika ada ustadz yang cerdas, humble, tidak banci infotainment, dan tausiyah -nya bisa sampe ke hati maka itu salah satunya adalah Yusuf Mansur. Dan web-nya ini penuh artikel-artikel yang bermanfaat.
  • Hari ini Edsel TPA seperti biasa dan tarawih seperti biasa. Tak ada yang luar biasa, tapi itulah istimewanya.
  • Ed bobo jam 21.00, wow!! Ini tidur tercepatnya dalam beberapa minggu terakhir. Tapi saking ngantuknya sampe belum gosok gigi dan cuci kaki. Hmmmm....
  • Malam ini Ayah ke TPS, persiapan buat pilpres besok. Semoga sukses ya.
Besok insya Allah kita akan tahu siapa presiden kita yang baru. Siapapun yang jadi nanti, semoga tidak ada permusuhan di antara saudara se-negeri. Lebih baik memilih mendoakan agar pemimpin kita bisa memimpin bangsa ini untuk lebih baik. Toh mau 1 atau 2 yang jadi presiden, jika kita tidak mau mengubah diri sendiri, tetap tidak ada perubahan yang berarti bukan? 

Read More

Catatan Hari Ke-delapan dan Ke-sembilan

Makin pemalas ni, nulisnya dirapel mulu. Tapi sebenarnya bukan males sih ya, tapi karena emang baru sempet. 

Hari ke-delapan
Hai, apa kabar dengan hari ke-delapan?

Es krim ala chef Ed

  • Ini tumbenan hari Minggu ga di tempat Uti. Ayah maunya besok aja hari Senin katanya, sekalian pulang dari sekolah karena si Ed mau ikut ke sekolah Ayah.
  • Kita bikin es krim lho. Gyahaha....es krim abal-abal tapi. Lah wong ga ada krimnya sama sekali. Jadi ni cuma jus buah tuangin ke cetakan es krim, trus ada yang kita variasiin dengan ditambah coklat bubuk dan susu kental manis. Ada juga yang cuma yoghurt cair kita tuang gitu aja ke cetakan. Masukin freezer, beku, udah gitu doang. Enak ga? Nah buktinya Edsel doyan. Dalam tempo sehari habis 5 stik. Rasanya pasti sama aja dengan versi cairnya, tapi sensasi megang stik es krimnya itu yang bikin Ed suka. Apalagi dia ikut bikin, waahh jaminan kalo pasti kemakan deh. Tapi yang dicampur dengan coklat bubuk bikin saya hoek-hoek. Ini emang saya yang dodol. Itu coklat cuma saya campur doang dengan air dingin dan susu kental manis. Terang aja rasanya kayak tepung mentah, hambar dan 'nggilani'. Mungkin seharusnya dilarutkan dulu dengan air panas biar mateng.
  • Hari ini setelah beberes rumah, acara kita cuma main-main. Main dinosaurus-dinosaurusan, masak-masakan, main bola, corat-coret. Hari ini malah ga buka buku sama sekali, ga main sepeda juga.
  • Edsel makannya banyak banget. Pagi sarapan dua piring, siang dua piring, sore dua piring juga. Nugget nih biang keroknya dia makan sebanyak itu.
  • TPA-nya telat lagi. Jadi ketinggalan acara jalan-jalan deh (tiap hari Minggu ada acara jalan kaki keliling kampung dengan rute tertentu).
  • hari ini kerjaan saya banyak dibantu Ayah, banyaaakk sekali. Thanks to Ay. Walaupun sering Ibuk bilang kalo ilmu komunikasimu nilainya C, tapi ilmu ringan tanganmu patut dapat nilai A plus, eh A aja ding.
  • Tarawihnya sama Ayah. Manis dan tanpa kendala

Hari ke-sembilan
  • Hari pertama di minggu kedua. Senin jadi pembuka minggu yang sendu. Memang beberapa hari terakhir ini cuaca di Gunungkidul sendu. Mendung, tapi ga hujan. Berangin tapi ga kenceng. Seumpama anak gadis, cuaca bulan puasa di sepuluh hari pertama ini jinak-jinak merpati. Thanks God, cuaca seperti ini menjadikan kami lebih mudah menjalani ibadah puasa. 
  • Pimpinan yang baru belum datang. Padahal udah penasaran aja kayak apa beliau-nya. Jangan-jangan merasa neg punya staf yang banyak omong macam saya.
  • Rapat pembentukan panitia HUT RI ke-69. Uff...benci sekali rapat kegiatan sosial di jam-jam pagi begini. Bukan apa-apa, tapi kerjaan utama saya jadi ke-pending dong.
  • Pulang langsung ke tempat Uti menyusul anak dan suami yang udah di sana.
  • Sebelum bobo, Ed gosok gigi 4 kali. Modusnya :  makan trus gosok gigi, trus makan lagi biar gosok gigi lagi, dan terus begitu. Ada apa sih? Odolnya baru! 
  • Sebelum bobo malah minta pulang ke rumah. Ada apa lagi? Laptop ketinggalan di rumah, jadi ga bisa nonton film kesayangannya. Jam 9.30 malam kami berduyun-duyun pulang. Ay dan Ed naik motor. Saya naik apa coba? Sepeda gunung dengan berpakaian seragam kantor, bawa tas ransel, dan make sendal Ayah. Kayak orang ga waras deh kalo dilihat.
Udahan ya, besok disambung lagi. Mudah-mudahan tidak ada aral-melintang biar catatannya ga acak-adul.



Read More

Saturday 5 July 2014

Catatan Hari Ke-enam dan Ke-tujuh



Borongan ya catatannya. Ini juga sempet nulis karena si Ed udah bobo cepet, biasanya paling cepet jam 22.00 baru tidur.

Hari ke-enam 

  • Hari ke-enam puasa, hari Jumat, ga ke kantor karena ada rapat di Kepatihan. Tadinya udah ngebayangin kalo perjalanan pasti panas banget, apalagi cuma naik motor, tapi ternyata mendung dan ga hujan. Jadinya sejuk, enak buat jalan. Alhamdulillah. Tambah seneng lagi karena ga perlu bawa motor sendiri, tapi diboncengin temen. Aihihi.. Dianter temen tidur maksudnya, babe-nya si Ed. Ini berkah puasa kali ya, soalnya baru kali ini rapat dianterin, biasanya pan harus mandiri. Hehehe...
  • Ya nama pun sama suami ya, sekalinya pergi berdua ga mungkin ga, pasti mampir-mampir. Selesai rapat dan shalat Jumat, (niatnya) cuma mampir bentar ke Progo. Mau beli taplak meja dan beberapa kebutuhan harian. Tapi akhirnya jadi keterusa beli mainan si Ed, beli tempat minum, beli wadah sepatu, beli ini, beli itu. Dan sebagaimana layaknya saya, kalo milih ya pasti lama karena pake menimbang dan mengingat, baru memutuskan. Menyesal ? Tidak. Karena semua memang barang yang memang seharusnya dibeli kok. 
  • Alamaaak... sampe rumah badan rasanya remuk-redam, udah hampir Isya' pula. Ga tarawih ke mesjid dulu ya, Nak. Besok lagi deh, besok. Oke? Aih, anak jejaka saya ini emang kesayangan jiwa deh. Ditinggal emak babenya seharian ga rewel, ga ngrepotin orang rumah yang dititipin. Bahkan ketika kami sampe rumah, langsung disambut dengan peluk dan ciuman bertubi-tubi sambil bilang : "Edsel sayang Ayah, Edsel sayang Ibuk".  Hiyaa hatiku menghangat dan kemudian meleleh tanpa ampun. Cinta sama kamu, Nak. Selalu.
  • Mandi, shalat, makan. Habis ngurus diri sendiri, langsung kruntel-kruntelan dengan si peleleh hati sambil ga ketinggalan liat Ice Age, eh bukan ding, malam ini ganti nonton Walking with Dinosaurs The Movie. Belum selesai filmnya, dia udah ga ada suaranya, pertanda : merem. Waktu menunjukkan pukul dua puluh dua we i be.

Hari ke-tujuh
  • Libur. Selalu suka dengan libur di hari Sabtu deh, berasa lama bisa berkumpul dengan anak dan suami.
  • Liburan di rumah memang selalu banyak yang ingin dikerjakan. Bersihin ini itu, rapihin ini itu, nyuci ini itu, dan main ini itu sama si Ed. Tapi selalu ya, puasa di hari libur selalu ngantuk di jam-jam kritis, jam 11-an. Arggh... 
  • Gegara ngantuk ini, saya jadi salah ambil keputusan. Aturannya kalo siang si Ed ga boleh muter film, siang itu waktunya main. Karena ngantuk tak tertahankan saya ajak Ed muter film, niatnya sih biar saya bisa ikutan merem barang sebentar aja. Eh tapi keputusan ini saya sesali sesesal-sesalnya. Besok-besok Si Ed bisa aja jadi sering minta untuk muter film kalo siang. Tadi aja dia kayak ga percaya gitu saya ajak nonton, girang sekali. Bener-bener deh, saya langgar sendiri aturan yang udah kami buat bersama. Doh!
  • Waktu berbuka, masih tetap hangat seperti biasanya.
  • Tarawih, dan bencana pun dimulai dari sini. Kebetulan tadi sore jam 4 saya 'dapet', jadi malam ini ga bisa ikut tarawih ke mesjid. Si Ed ke mesjid cuma sama Ayah. Ga tahu gimana detail ceritanya, belum selesai tarawih (baru selesai shalat Isya' kayaknya) ni anak udah pulang sama Ibu saya. Lah si Ayah mana?? Sampe rumah udah nagih minta jajan sama Ibu saya. Saya larang dong, gimana ceritanya malam-malam jajan, wong di rumah aja udah saya sediain snack baragam-ragam. Megap-megap lah ni anak, sang nenek yang selalu ga tega melihat cucunya bersimbah air mata, nekat ajak dia ke warung tanpa mempedulikan tatapan bengis saya. Pulang dari warung : TIDUR. Ya Allah, saya baru inget, Edsel tadi siang cuma tidur siang sebentar. Kebiasaan ni anak, kalo tidur siangnya kurang, memang suka bad mood kalo malam. Gampang marah begitu kantuk datang. Duh jadi nyesel deh tadi saya ga peluk dia ketika rewel minta jajan. 
Sekarang memang baru hari ketujuh, belum genap dari hitungan jari. Tapi besok, dan besoknya lagi, waktu akan cepat berlalu. Ramadhan seolah berlari kencang. Takut, takut sekali bukan jika tahun depan Ramadhan tak lagi menyapa kita? 
Read More

Thursday 3 July 2014

Catatan Hari Kelima

Hayuk hayuk.... udah hari kamis, hari kelima !


  • Makan sahurnya kali ini pake sambel goreng tuna sisa buka ya, ditambah cah kangkung dan tempe goreng. Buah pepaya jadi penutupnya deh. Sederhana banget yak? Yang penting lengkap deh komposisinya.
  • Yang jelas hari kelima udah ga pake lemes-lemesan lagi, kan udah terbiasa. Tapi hari ini agak mellow deh, pasalnya menjelang pulang ada berita kalo besok ada pelantikan pejabat. Secara kepala seksi saya kan baru 7 bulan ada di sini, masak iya udah mau ganti lagi. Belum tentu kan dapat pemimpin baru yang lebih baik, udah gitu perlu adaptasi lagi kan sama orang baru. Hiks. Mudah-mudahan dapat pemimpin yang lebih amanah ya besok. Amiin.
  • Hari ini TPA-nya Edsel sukses ya. Duduk manis ngikutin temen-temen lain pada ngaji (liatin doang sih lebih tepatnya, he he he), trus dilanjutin dengerin ceramah dari ustadznya. Duduk manis sampe selesai.
  • Menu berbukanya seru nih : tongseng landak, sayur asem-asem, tempe goreng, tahu goreng. Tak lupa lemon tea panas dan kolak jadi appetizer-nya (ceileh appetizer, sok-sokan bule ). Eh itu tongseng landak-nya cuma pemberian ya, bukan saya masak sendiri. Eike mah ga bisa masak makhluk aneh-aneh gitu, ngeri duluan.
  • Tarawih-nya ganti ke mesjid lain. Ga ke mesjid yang kemarin. Jadi terhitung nih, selama 5 kali tarawih ini kami udah keliling 3 masjid, hehehe.... Untuk memberi pengalaman baru untuk Edsel sih.
  • Edsel bobo jam 22.00 seperti biasanya. Dan seperti biasanya pula nonton film Ice Age dulu untuk pengantar tidur. Tapi malam ini ganti minta diputerin Ice Age yang nomor 3 : Continental Drift. 
Tapi ngomong-ngomong, kok nulis rutinitas harian gini membosankan ya. Rasanya garing. Beda sama nulis tentang suatu topik. Nulis milestone juga rasanya gini, garing. 

Tapi ga boleh gini ah, ayo kita semangat nulis apa aja. Katanya hobi, hobi ga boleh pilih kasih, bolehnya pilih-pilih cinta. Gyahaha....salam garing deh. Kayaknya tulisan saya memang garing.

Cinta Ramadhan selalu ya.
Read More

Catatan Hari Keempat

Seneng ya kalo Ramadhan, rasanya suasana di keluarga jadi tambah hangaaaatt aja. Paling seneng kalo momen berbuka, semua kumpul berbuka bareng dengan membawa cerita masing-masing, ditambah melihat kekonyolan Edsel. Waahh... ga tergantikan deh. 

Cuma kayak gini, tapi nikmatnya luaarrr biasa.

Selalu konyol 

Hari keempat kemarin ga beda jauh dengan hari-hari sebelumnya, tetep indah, tetep penuh catatan cinta.

  • Hanya makan sahur dengan sop ayam dan tempe goreng. Buahnya jeruk lagi. That's all. Tetap nikmat. Ngebayangin adik saya yang ada di kost, yang mungkin cuma makan nasi bungkus dengan lauk seadanya dan saya yakin tanpa buah, rasanya keterlaluan kalau sop ayam ini kurang nikmat.
  • Kantor tetep ramah buat hari ke-empat ini. Kerjaan yang gede-gede kan udah diselesain sebelum Ramadhan, jadi sekarang cuma tinggal kerjaan yang ga terlalu menguras pikiran. Ramadhan yang sempurna bukan ?
  • Kemarin jadwalnya kita ngasih takjil ke mesjid. Jadi sebelum berangkat TPA mampir dulu beli makanan takjil. Dan sesuai perjanjian sebelumnya, Edsel minta es krim, just ice cream, ga boleh tambah yang lain. Dimakan lah es krim itu sebelum masuk masjid, di depan gerbang yang ada tempat duduknya. Ni anak makannya buru-buru banget, takut kalo TPA nya keburu bubar seperti beberapa hari sebelumnya. 
  • Dug dug dug...! Waktunya berbuka. Sambel goreng tuna, pecel, tempe goreng, kolak singkong, dan lemon tea panas sudah menunggu. Itu singkong hasil panen sendiri lho (ceileh panen, kayak banyak aja). Jadi ceritanya ada sisa pohon singkong di depan rumah yang tinggal 1 batang, tinggal 1 batang doang lho. Pohon singkong lain yang kita tanam di awal musim penghujan lalu udah habis dipanen, udah lamaaa sekali, setengah tahun-an lah. Nah yang itu ketinggalan, ga tau karena lupa atau memang buat kenang-kenangan. He he he... 
  • Tarawih masih jadi hal yang paling ditunggu Edsel. 
Baru 4 hari ya. Kalo udah dapat 10 hari berasa cepet banget berlalunya, trus nyesel kalo ga memanfaatkan dengan baik. 

Always love you, Ramadhan.
Read More

Wednesday 2 July 2014

Catatan Hari Ketiga

Hari ketiga =  3 Ramadhan 1435 = 01 Juli 2014


  • Makan sahurnya pake apa ? NASI BUNGKUS. Iya nasi bungkus. Jadi ini sahurnya juga masih di rumah mertua, apa pun yang ada ya makan aja lah. Eh tapi nasi bungkusnya enak lho. Saya yang biasanya ga suka sama nasi bungkus, ini bisa habis meskipun nasinya nyisa dikit. Ini komposisinya : nasi, oseng tempe, cap cay dengan sawi hijau yang banyak ( sukaaaaa ), perkedel yang sumpah enak banget, tempe goreng tepung yang renyah garing yang juga sumpah enak banget.
  • Berhubung berangkat tidurnya kemaleman, dan tidurnya bolak-balik bangun karena Edsel minta minum, ditambah habis shalat Subuh liat bola, jadi agak-agak pusing waktu pagi mau berangkat ke kantor. Ini efek kurang tidur nih.
  • Di kantor enak, ga ngantuk, ga lemes. Ini juga karena kerjaan yang udah agak mendingan, jadi ga terlalu ngoyo kerjanya.
  • Edsel ga ikut TPA, bangun tidurnya kesorean jadinya ogah-ogahan diajak segera mandi. Ikut bantuin siram-siram tanaman deh sama Ayahnya, TPA-nya absen dulu.
  • Ini menu buka yang tersedia di meja my mother law : teh manis, jus jambu, kolak pisang kelapa muda, kurma, kroket kentang, agar-agar pelangi, ayam goreng dengan lalapan daun pepaya muda. Ahh... favorit sekali deh, apalagi dengan sambel bawang yang bisa bikin api keluar dari mulutmu. Huaahh pedas, mantaapp. Dan makan besar itu pun ditutup dengan buah pepaya dan jeruk. Cantik sekali. 
  • Tarawih, tarawih ... Ini kegiatan favorit Edsel sekarang. Mungkin bagi dia, ini pengalaman yang menyenangkan melihat orang-orang pada shalat, khusuk, tenang, dan dia bisa jumpalitan seenak udelnya sendirinya tanpa diperhatikan ato digerecokin.
  • Sepulang tarawih Edsel lupa ga minta nyalain kembang api. Padahal kemarin dia bilang kalo 1 malam 1 batang selama bulan puasa. Hehe... lumayan ngirit. Tapi seperti biasa, film pengantar tidurnya ga bakalan pernah lupa : Ice Age 2 Dawn Of  The Dinosaurs. Film itu kan durasinya 1,5 jam, jadi kalo jam 9 baru mulai muter, jam setengah 11 baru bobo. Alamak ! Udah 1 bulan lebih deh tiap mau bobo harus nonton film ini. Sampe saya, Ayahnya, dan dia sendiri hapal sama dialognya. Bujut dah.
Siap-siap tarawih


Kroket dan agar-agarnya cuma beli. Hi hi hi...

Udah ya, sekian catatan cinta hari ketiga. Mau nulis udah taddarus berapa halaman ato shalat sunnah apa aja, tapi takut riya'. Susah lho ngikhlasin hati kalo udah kesebar-sebar gitu. Lagian malu juga karena ga ada apa-apanya dibanding teman-teman lain. 

Oke... selamat melanjutkan Ramadhan ya untuk semuanya.
Read More

Tuesday 1 July 2014

Catatan Hari Kedua

2nd day..!! Yeayy, alhamdulillah. 

Hari kedua itu kemarin ya, Senin, tapi baru ditulis sekarang.

Oh ya, tadi malam ada yang tanya via inbox kenapa Ramadhan tahun ini lebih indah ? Salah satunya karena tahun ini bisa puasa penuh, ga bolong-bolong kayak tahun kemarin-kemarin karena hamil dan menyusui. Juga bisa tarawih jamaah di masjid karena Edsel udah bisa diajak tarawih sampe selesai. Itu sih yang utama, jadi Ramadhannya bener-bener berasa Ramadhan. Yang lain-lainnya yaaa mungkin karena banyak banget yang bikin saya bahagia bersyukur, Edsel udah gede, kelurga kami sehat dan utuh, dan masih banyak lagi yang Allah saja yang tahu kenapa saya begitu bahagia.

Oke, kembali ke catatan cinta Ramadhan hari kedua ya.

  • Menu sahur : orak-arik sayuran, tempe goreng, ikan goreng, dan buah jeruk (lagi !!). Sederhana sekali kan menu sahur kami? He he....
  • Edsel TPA sama Ayahnya, Ibuk ga ikut karena belum pulang dari kantor. 
  • Menu bukanya apa ? Nah lumayan lengkap nih karena kami di tempat Uti. Ada teh manis, kurma, kolak pisang, jus jeruk, soto ayam, ayam goreng kremes, tahu tempe bacem, tahu isi, sayur lombok ijo, dan bothok terong. Buahnya juga tinggal pilih : ada jeruk, apel, anggur, semangka kuning. Hiahaha...memang selalu makmur ya kalo buka puasa di rumah mertua.
  • Ini tarawih kami yang ketiga, Edsel semangat sekali seperti biasa. Dia guling-guling, lari-lari, lompat-lompat, dan naikin punggung saya ketika sujud dan rukuk. Untung ga sampe mengganggu jamaah lain, jadi dia mainnya di space yang kosong. Eee... tapi ketika kami shalat witir di rakaat terakhir, dia jatuh. Keras banget dan sakit banget kayaknya! Eh tapi dia ga nangis lho. Padahal semua yang denger suara benturannya aja pada kaget dan histeris. Edsel emang gitu sih, dia anaknya gengsian. Gengsi nangis, gengsi ngaku sakit, gengsi kalo ga bisa melakukan sesuatu, gengsi kalo ga terlihat pintar. Padahal boleh banget lho nangis dan kesakitan, saya ga pernah melarangnya. Bahkan saya sering bilang boleh nangis, boleh bilang sakit, ga perlu ditahan. Tapi Edsel tetaplah anak Ayah : GENGSI-AN.
  • Habis tarawih beli kembang api. Ini karena saya ga tega liat anak jejaka yang badannya gemetar habis jatuh trus bilang : " bal talweh tumbas kembang api yo Buk" (habis tarwih beli kembang api ya buk). Sejak sore dia memang udah minta kembang api, tapi kami bilang kalo belinya setelah pulang tarawih. Jadi dia 'mengobati' rasa sakitnya dengan membayangkan bahwa sebentar lagi akan beli barang yang udah dia tunggu-tunggu itu.
  • Hari kedua puasa saya capeekk sekali di kantor, karena memang banyak sekali pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Jadi dari pagi sampe jam kantor bubar pun, masih riweuh. Memang beda sih 'ketahanannya' dibanding ga puasa, jadi lebih gampang capek. Tapi .... tetep semangat !!!
Udahan ya. Sebenarnya masih banyak yang mau dicatat, tapi ini masih banyak yang harus saya kerjakan karena online di kantor. Mudah-mudahan selanjutnya bisa online di rumah lagi. Port USB di laptop saya lagi ngambek, dicolokin modem ga bisa, makanya ini nebeng update blog di kantor.

See you. 


Read More
Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena