cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Thursday 28 February 2013

Anak Lanangku

Ketika saya tiduran dengan memakai masker karena sedang flu
"Ibuk takit to? Diobatin Edela yo." ( Ibuk sakit to? Diobatin Edsel ya?) Kasih liat Vicks Inhaler. "Waduh..obate entek, mung kali siji iki." (obatnya habis cuma tinggal satu ini)
Ambil pulpen dan 'disuntikkan' ke paha saya. " Disuntik wae yo (disuntik aja ya), jusss.."


Berbicara kepada saya dengan mata menggoda
"Edela ola benel, Edel benel." (Edsela ga bener, Edsel bener).
"Abuk At ola benel, Ibuk benel." (Abuk At ga bener, Ibuk bener).
" Bulik Pipo benel, Bulik Pitli bener." ( Bulik Pipo ga bener, Bulik Fitri bener)
"Om Bamia ola benel, Om Handoyo benel." (Om Bamia ga bener, Om Handoyo bener)
" Akungnya ola benel, Kakung benel." (Akungnya ga bener, Kakung bener)

Si bocah mengoreksi istilah yang dia pake dan dia modifikasi sendiri. Tapi ya tetep, meskipun tau mana yang bener mana yang ga, dia seringnya lebih suka pake yang ga bener.


Ketika main pasir dengan teman-temannya
" Edela pipis tik yo. Ojo dilusakke, engko nek Edela nangih piye?" (Edsela pipis dulu ya. Jangan dirusakkan, nanti kalo Edsela nangis gimana?)


Mulai suka menggunakan kata sapaan
 "Maem opo, Buk?" ( Makan apa, Buk?)
"Seko tumbas opo, Yah?" ( Dari beli apa, Yah?)

Sebelumnya, kalo bertanya subjek di depan. Misalnya: Ibuk makan apa?


Terobsesi dengan adek bayi
"Edela bar pakpung kaya adek bayi." (Edsela habis mandi kayak adek bayi)
"Edela nganggo klambi kaya adek bayi." (Edsela pake baju kayak adek bayi)
"Edela kentut kaya adek bayi." (Edsela kentut kayak adek bayi)


Membuat asosiasi/menghubungkan satu hal dengan hal lain
Ketika mendengar pipa air bocor dan airnya mendesis keluar, maka si Anak Lanang akan menunjuk dan berseru, "Kaya cuala mecin." (Kayak suara mesin)
Ketika mendengar suara kompresor maka dia akan berujar, "Kaya cuala tlaktol." (Kayak suara traktor)
Ketika dia menggosok-gosokkan kertas ke kaki saya dan terdengar bunyi melengking, maka si Bocah akan berkata, " Kaya mesin pasah." (Kayak mesin pasah)

FYI, mesin pasah adalah mesin untuk menyerut kayu, biasa digunakan oleh tukang bangunan.


Bertanya tiada henti
Siapa? Mau kemana? Lagi ngapain? Punya siapa? Sama siapa? dll.
Pertanyaan yang satu akan berlanjut dengan pertanyaan berikutnya.


Ujung-ujungnya, Ibuk adalah ibu yang terlalu bangga padamu. Terlalu ingin pamer, terlalu terkagum-kagum padamu. Tteerrllaalluu....

That's all.
Read More

Tuesday 26 February 2013

Heboh Minyak Ikan

Masih berhubungan dengan postingan yang ini kemarin. Kenapa sih saya tidak memberikan minyak ikan ke Edsel? Temen-temen saya pada kasih. Sodara-sodara saya bahkan menjadikannya must have item. Kenapa saya tenang-tenang aja? Ga takut anaknya ketinggalan sama yang lain?

Begini sodara-sodara.

Dari berbagai sumber yang saya baca, minyak ikan itu kan food suplemen atau zat gizi tambahan yang berasal dari ikan. Sedangkan prinsip dasar suplemen itu kan hanya layak dikonsumsi oleh individu yang memang kekurangan zat gizi atau bahan makanan tak bisa masuk ke tubuhnya. Jadi bila pola makannya baik, sebetulnya tak perlu lagi mengonsumsi yang namanya suplemen karena bisa berakibat kelebihan zat gizi yang ada pada suplemen tersebut. Dalam minyak ikan terkandung vitamin A, D, dan kalsium yang cukup tinggi, padahal vitamin hanya sedikit diperlukan tubuh.


Sebetulnya akan lebih bagus lagi bila anak mengoonsumsi langsung dari ikan. Dengan demikian bukan hanya Omega 3-nya saja yang diperoleh, tapi kandungan peridoksin, yodium, dan niasinnya bisa didapat. Kalau dalam bentuk ekstrak minyak ikan, pasti ada zat-zat lain dari bahan makanan ikan tersebut yang tersisih.

Selain itu saya juga dapet informasi ini nih dari milis sehat :

*Nama* : minyak ikan / รก-linolenic acid (ALA, C18:3n-3), alpha-linolenic acid,
cod liver oil, coldwater fish, docosahexaenoic acid (DHA, C22:6n-3),
eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5n-3), fish oil fatty acids, fish body oil, fish
extract, fish liver oil, halibut oil, long chain polyunsaturated fatty acids,
mackerel oil, marine oil, menhaden oil, n-3 fatty acids, n-3 polyunsaturated
fatty acids, omega fatty acids, omega-3 oils, polyunsaturated fatty acids
(PUFA), salmon oil, shark liver oil, w-3 fatty acids.

*Kegunaan* :

- menurunkan tekanan darah tinggi

- menurunkan hipertrigliserida

- mencegah penyakit jantung dan pembuluh darah

*Dosis*:

- American Heart Association menganjurkan dewasa >18 tahun makan ikan minimal 2
kali seminggu. Anjuran WHO : 03-0,5 gram EPA-DHA perhari.

- anak < 18 tahun : dosis belum jelas, konsumsi ikan sebaiknya tidak berlebihan
(sesuai dengan piramida makanan saja) karena ikan laut saat ini tercemar dengan
berbagai macam zat berbahaya, penggunaan suplemen minyak ikan pada anak tidak
dianjurkan kecuali atas saran dan pengawasan dokter.

*Keamanan* :

- FDA tidak meregulasi penggunaan herbal dan suplemen termasuk suplemen minyak
ikan ini. (*Many herbs and supplements have not been thoroughly tested, and
safety and effectiveness may not be proven*)

- Dapat menimbulkan reaksi alergi bagi yang sensitif terhadap protein yang
terdapat dalam minyak ikan.

- Pada diabetes pasien meningkatkan risiko naiknya gula darah, naiknya LDL
kolesterol.

- meningkatkan risiko perdarahan.

- suplemen minyak ikan dapat menyebabkan gangguan pencernaan (diare, nyeri
perut, penyakit refluks, kembung, dll)

- terdapatr sedikit peningkatan enzim hati.

- penggunaan suplemen minyak ikan dalam jangka waktu lama (berbulan-bulan)
berisiko kekurangan vitamin E dan kelebihan vitamin A dan D sehingga
meningkatkan risiko toksisitas vit A dan D.

- penggunaan pada ibu hamil dan menyusui : penggunaan yang berlebihan dapat
menimbulkan perdarahan.

*Interaksi obat *:

hati-hati penggunaan yang bersamaan dengan obat-obat yang menimbulkan risiko
perdarahan seperti warfarin, aspirin, ibuprofen, naproxen, clopidogrel

sumber :

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/patient-fishoil.html


Jadi, kalo ada teman-teman ato sodara yang fanatik banget ngasih anaknya minyak ikan. "Pokoknya biar anak pinter, ya harus dikasih minyak ikan secara teratur", ini kata sodara saya. Ya ga ada salahnya, toh setiap ortu punya pertimbangan sendiri kok untuk memberikan yang terbaik untuk anaknya. Kalo pertimbangan saya kenapa ga ngasih Edsel suplemen minyak ikan, ya seperti di atas.

Lagian duitnya bisa buat nambah tabungan Edsel kan? Ato buat tambahan belanja bahan makanan yang enak-enak dan bergizi. Hehe..teuteup emak irit.
Read More

Monday 25 February 2013

(Jangan) Membesarkan Anak dengan Katanya

Percakapan saya dengan teman beberapa hari yang lalu
Teman : Mbak Rahma, merk minyak ikan untuk anaknya apa?
Me       : Saya ga pernah kasih minyak ikan ke Edsel, Pak.
Teman : Waduh, bahaya itu, masa Golden Age kok ga dikasih minyak ikan? Bahaya itu Mbak. Minyak ikan itu bagus buat penambah nafsu makan, kecerdasan, kekebalan tubuh. Ckckck..gimana Mbak Rahma ini? *Ekspresinya terkejut campur heran.
Me      : Hehe..anak saya makan ikannya pak, lebih enak plus lebih komplit ga cuma dapat minyaknya doang. *tersenyum santai
Teman : Waahh... trus gimana itu kekebalan tubuh sama nafsu makannya? Waduh waduh...Mbak Rahma ini ga serius merawat anak.
Me     : (Dalam hati saya membatin : tanpa minyak ikan pun si Ed jaraaaangggg banget sakit kok, makannya juga lahap2 aja tuh. Tapi berhubung saya tahu kalo teman saya yang satu ini ogah banget pendapatnya dikritisi, jadi saya cuma senyam-senyum aja.)

Sumpah ya, pingin saya timpuk tu orang pake sepatu. Enak aja dia bilang saya ga serius rawat anak. Justru karena saya serius rawat anak makanya setiap tindakan yang saya ambil untuk Edsel selalu saya pertimbangkan masak-masak dengan melalui proses belajar dari sumber yang terpercaya.

Berlebihan?? Monggo kalo disebut seperti itu. Tapi bagi saya, membesarkan darah daging sendiri yang menjadi bagian dari tubuh saya selama 9 bulan, yang saya bertaruh nyawa untuk melahirkannya ke dunia, yang akan merawat saya jika nanti saya sudah tua tak berdaya, yang merupakan investasi saya kelak di dunia dana akhirat, hal tersebut tidaklah berlebihan. 

Makanya saya suka nih pernyataan dokter Wati yang ini :
"Mari membesarkan anak tidak bermodalkan 'katanya'. Kata teman ... kata tetangga ... kata si A, kata si B. Termasuk kata dokter .... hehehe dokter kan juga manusia, bisa salah. Jadi ... kalau bisa ..selalu sempatkan waktu untuk browsing satu masalah per-minggu di situs terpercaya sehingga kita bertindak dan bicara atas dasar yang kuat ... dasar ilmiah".

Nah lho kan? Rela gitu anak kita dijejali ini itu hanya karna kata si A ini manjur, kata si B itu tokcer. Ga ksian anak kita jadi objek percobaan kita?

Maaf ya kalo ada yang tersinggung dengan postingan saya ini, tapi bener lho tolong hargai anak sebagai manusia. Sebagai 'sesuatu' yang juga berhak bersuara, berhak kita pahami perasaannya, berhak kita hargai ketidaksukaannya, ketidaknyamanannya. Ingat, dia adalah malaikat kecil yang kita tunggu-tunggu kehadirannya, yang kita doakan siang dan malam. Jangan sampai setelah dia ada, dia lahir, dia di bawah 'kekuasaan' kita, lantas kita main-main dalam membesarkannya.

Ahh.. kok jadi nglantur gini ya? Maaf maaf jika saya tiba-tiba jadi sok serius, sok jadi seperti psikolog.

Selamat hari Senin ya. I like monday. I love my child.
Read More

Thursday 21 February 2013

10 Kiat Memotret Si Kecil

Adalah hobi saya yang sukaa banget foto dan difoto. Meskipun cuma punya kamera pinjaman dari adik, dan HP Nokia sejuta umat, teuteup ya hobi yang meyalurkan kenarsisan ini tetap bertahan sampe saya menikah dan punya anak. Berhubung sekarang udah ada si krucil, jadilah si Ed itu yang jadi sasaran ambisi saya.

Tapi nama pun juga memotret bocah yang ga bisa diem dan ga bisa diarahkan, hasilnya sering-sering jauh dari bagus. Hanya sekedar lumayan untuk 'menangkap' memori daripada ga terdokumentasikan sama sekali. Bahkan anak saya kalo tau mau difoto malah ketawa-tawa trus sembunyi. Godain ibunya banget kan? 

Eh, pagi ini buka mommiesdaily ada artikel yang membuat saya langsung "ahaa"#sambil menjentikan jari. Oke saya sharing di sini siapa tahu berguna untuk teman-teman yang lain.


10 Kiat Memotret Si Kecil

oleh Edward Suhadi

Halo, nama saya Edward Suhadi dan saya adalah pendiri Edward Suhadi Productions, perusahaan yang bergerak di bidang foto dan video dan mempunyai spesialisasi di weddings, portraits, dan foto keluarga.

Dalam pekerjaan saya, saya sering memotret anak kecil, terutama saat mereka menjadi bagian dari foto-foto keluarga. Saya menemukan bahwa memotret anak kecil bisa menjadi pekerjaan yang amat sulit (terlihat dari sini banyak ibu sedang mengangguk-angguk). Mulai dari sifat beberapa anak yang memang tidak mau memberikan wajahnya untuk kamera, mereka yang sulit tertawa, sampai dengan anak-anak yang tidak pernah diam sehingga sepertinya cara yang paling tepat memotret mereka adalah mengajak mereka main tak patung.

Namun di antara semua kesulitan itu, jika kita berhasil mendapatkan satu gambar bagus saja, senang sekali hati ini rasanya.


Nah, dari sekian banyak hal yang saya alami dalam memotret keluarga, saya mengumpulkan beberapa kiat sederhana yang bisa digunakan Mommies yang ingin mengambil gambar buah hati mereka dengan lebih baik lagi.

1. Di atas segalanya: kuasai kamera
Semua kiat di sini tidak akan berhasil jika kita tidak bisa mengoperasikan kamera kita. Memang tidak harus mempelajari fotografi seperti pro, tapi paling tidak harus tahu tombol on/off, menyalakan flash, mencari fokus (biasanya dengan menekan setengah tombol shutter), dan tahu indikator baterai dan sisa memori di memory card. Kamera consumer (pocket, mirrorless, DSLR level pemula) dibuat dengan target pengguna amatir/awam. Jika kita mau belajar pasti bisa.

2. Foto di saat mood mereka sedang baik
Semua orangtua tahu bahwa tidak ada yang lebih sensitif daripada anak-anak yang sedang mengantuk atau sedang kesal terhadap sesuatu. Ajak mereka berfoto di saat-saat mereka sudah cukup tidur, dan dalam kondisi mood yang baik. Saya biasanya membuat janji untuk foto keluarga setelah anggota-anggotanya yang kecil sudah cukup tidur dan makan.

3. Bawa mereka ke tempat dengan banyak sinar matahari
Cahaya di dalam rumah hampir selalu kurang untuk menangkap gambar dengan kamera consumer. Mata kita yang canggih dan sangat pintar beradaptasi ini selalu melihat ruangan ‘cukup’ terang, padahal tidak demikian. Langkah yang paling aman adalah membawa objek foto ke dekat jendela, serambi, atau di bawah pohon. Cahaya matahari akan selalu mengeluarkan warna dan karakter yang jauh lebih baik daripada cahaya lampu.


4. Hindari matahari terik
Matahari terik akan membuat anak-anak mengernyitkan mata, dan di jam-jam siang bolong, akan menimbulkan bayangan yang mengganggu di mata dan di bawah hidung dan mulut mereka. Saat-saat terbaik untuk berfoto di daerah terbuka adalah pagi sebelum pukul 9, sore setelah pukul 3, atau siang ketika sedang berawan.

5. Hindari foto saat berlarian
Kecuali Anda fasih dengan shutter speed dan segala hal teknis kamera, kemungkinan besar foto saat anak-anak berlari akan menghasilkan gambar-gambar yang tidak fokus dan buram karena gerakan. Ajak mereka tenang, dan kalau bisa berfoto di saat mereka sedang break dalam permainan mereka.

6. Hindari foto anak saat mereka berkeringat
Kecuali Anda sedang membuat foto untuk iklan minuman multivitamin atau sepatu olahraga, saya melihat foto-foto di mana objeknya berkeringat selalu menarik perhatian mereka yang melihat kepada ‘keringat’ dan ‘lengket’nya. Sayangnya banyak sekali foto anak-anak yang saya lihat ingin menunjukkan kelucuan dan kepolosan mereka terganggu dengan dahi, muka dan leher mereka yang keringatan. Kecuali Anda ingin anak Anda belajar jadi model iklan sejak dini tentunya.

7. Kuasai half-pressed shutter: dapatkan momen
Seperti banyak dari kita ketahui, menekan setengah tombol shutter akan mengunci fokus (biasanya diikuti dengan segi empat hijau dan bunyi ‘beep’) – tahan! Jangan terburu2 menekan semua/menjepret/mengambil gambar! Tunggu. Harta terbesar dari seorang fotografer adalah dia sabar dan bisa menunggu.
Prediksi apa yang akan terjadi, atau pancing dengan cara unik masing-masing orangtua untuk memicu tertawa mereka. Saat mereka tergelak, baru tekan full shutter-nya. Trik kunci fokus half-shutter ini juga berlaku untuk kiat berikut:

8. Mata ada di atas, bukan di tengah
Ini juga saya sering lihat: karena kotak fokus di layar kamera ada di tengah, maka sering foto anak-anak mempunyai komposisi dengan mata mereka ada di tengah gambar, dada mereka terpotong, dan di atas kepala mereka kosong (jika sedang kurang beruntung, kadang-kadang tertangkap paman sedang ngupil di daerah ini. Hahaha)
Manusia adalah mahluk yang ‘langsing panjang’ dengan mata berada di ujung atas badan kita, oleh karena itu, sebuah gambar baru akan terlihat ‘natural’ dan ‘enak’ jika mata juga berada di bagian atas sebuah frame foto, bukan di tengah.


9. “Ayo, tertawa! Tertawa! TERTAWA NGGAK!!” tidak pernah berhasil
Anak-anak kita bukan bintang film cilik seperti Dakota Fanning yang bisa langsung tertawa jika disuruh. Paling sering terjadi, anak-anak akan meringis seperti ketika akan diperiksa dokter gigi. (Sekali lagi, banyak ibu-ibu sedang mengangguk-angguk setuju).
Cari apa yang buat mereka tergelitik, entah itu gerakan konyol sang ayah, atau ketika sang ibu melakukan bunyi-bunyi tertentu. Dalam pekerjaan saya, hampir tidak pernah saya menyuruh klien-klien saya tertawa. Sering saya berdansa konyol untuk memancing mereka tertawa. Lupakan harga diri.

10. Jangan over-shoot: Nikmati dan pikirkan setiap jepretan
Tidak hanya di dunia awam atau di dunia papa-mama: di dunia profesional pun segala kemudahan teknologi dan murahnya memory cards saat ini membuat semua orang dengan mudahnya jepret sana-sini. Jepret sekarang, pikir nanti.

Namun mentalitas ini tidak akan membuat kita semakin baik dalam setiap jepretan. Dan juga rasa apresiasi kita untuk foto-foto yang kita ambil akan terus menurun seiring dengan banyaknya frame yang kita ambil.

Jika memang tujuannya adalah untuk terus menjadi lebih baik dalam memotret, punyailah gambar mental, bahwa kamera Anda adalah seperti senjata dengan amunisi terbatas: setiap tembakan harus ‘kena’. Paling tidak janganlah menembak liar ke segala arah sebanyak-banyaknya. Jika kita memikirkan dan belajar dari setiap jepretan, pasti kita juga akan lebih cepat untuk maju.

sumber : mommiesdaily
Read More

Tuesday 19 February 2013

Edsel 23 Bulan

Tentang Edsel di bulan ke 23. Kadang saking banyaknya yang pingin ditulis, jadinya malah lupa apa aja. Hehe...biasalah emak-emak pinginnya membanggakan anaknya, meski pun milestone anaknya ya ga beda jauh sama anak lain. But, I'm so proud of  you, Edsel...
  • Beratnya 12 kg
  • Mau sikat gigi sendiri
  • Tambah item karena makin sering main di luar. No problemo lah, saya malah seneng dari dulu dia selalu aktif main outdoor.
  • Makannya buanyaaakkk. Rrghhhh.....sampe kadang yang nyuapin bujuk-bujukin biar dia ga minta tambah lagi.
  • Doyan pedes, especially sambel goreng kentang. 
  • Suka sesuatu yang terlihat coklat. Coklat batangan, biskuit coklat, roti coklat, nasi dikecapin (warnanya kan jadi coklat), dll.
  • Kecelakaan motor di jalan raya bareng saya dan Ayahnya. Ya Allah... mudah-mudahan ini untuk yang pertama dan terakhir. Meski pun dia ga terluka (sama sekali !!) dan ga trauma juga. Tapi saya yang ngeri mengingat kajadian itu.  Ayahnya luka-luka, bahkan saya sempat dilarikan ke RS. #sulit dijelaskan secara logika Edsel bisa baik-baik saja tanpa lecet sedikit pun.
  • Suka numpukin bantal dan guling sampe tinggiiii, trus dia sembunyi di antara tumpukan itu sambil teriak-teriak minta tolong. Ato menjepitkan diri di celah antara dinding dan tempat tidur, dan merintih-rintih (suaranya dibuat seperti merintih, serius!) minta tolong. Trus kita harus pura-pura nolongin dia sambil bilang, "Sini-sini Ibuk tolongin. Aduh anak Ibuk ga papa kan? Lain kali hati-hati ya". Kalo diturutin, bisa sehari semalem main kayak gini. Heran deh kok dia demen banget ya, padahal kita bosen setengah mati lho kalo diulang-ulang terus.
  • Suka 'mendongeng'. Contohnya nih kalo bangun tidur denger suara cicak, dia langsung bangunin saya dan cerita : "Suara cicak Buk, suara cicak. Cicaknya dimakan ayam. Ayamnya dipukul Edsel, bok bok bok..! Trus ayamnya mati. Ayamnya dikubur. Trus Ibuk nangis..owek owek". Jangankan ayam vs cicak, liat Bambang Pamungkas main bola di TV aja jadi bahan dongengnya dia kok.
  • Suka main masak-masakan, dokter-dokteran, penjual-pembeli.
  • Nenen-nya makin sering. Haduuuhh... padahal bentar lagi mo disapih.
  • Suka nangkepin ayam, cicak, semut, jangkrik, belalang, kupu-kupu, capung.
  •  Suka main pasir.
  • Udah bisa dibilangin kalo lagi teriak-teriak atau ngamuk.
  • Mengenali dan menyebutkan warna coklat dengan benar. Kalo menyebutkan beragam warna udah bisa.
  • Tidak lupa untuk selalu bilang 'terima kasih, sama-sama, tolong, maaf'. Kalo pun lupa, kita kasih kode dia udah ngeh
  • Gampang diajak mandi, gampang juga diajak udahan.
  • Tambah crewet minta ampuuunnnn... Apa aja diomongin. Lagi naik sepeda.."Edsel naik sepeda, pip pip pop pop...   Edsel jatuh, sakiiitt. Edsel berdarah. Minta obat minta obat."
  • Apa lagi ya... apa lagi ya... Udah ah, nanti kebanyakan malah jadi membabi buta dan pingin pulang karena 'mendadak kangen berat' (sstt...saya lagi di kantor).
Itu gosok gigi apa makan sikat gigi, Nak?

Kemana pun perginya, ayam-ayam ini selalu diburu sama si Ed


Hiii...Ibuk aja jijik Ed.



Mau mandi malah minta foto

I LOVE YOU, EDSEL.
Semua tak kan mampu mengubahmu. Hanya lah kau yang ada di relungku. Hanya lah dirimu mampu membuatku jatuh dan mencinta, kau bukan hanya sekedar indah. Kau tak kan akan terganti...
Read More

Friday 15 February 2013

Kenapa Ngeblog ?

Kenapa ngeblog? Karena diary saya hilang.

Serius. Saya ngeblog karena buku diary saya hilang. Padahal saya butuh sesuatu untuk menampung otak saya ketika imsomnia saya kambuh; ketika saya ingin melampiaskan marah, sedih, kecewa; ketika saya melihat sesuatu dan ingin mengapresiasinya, ketika perasaan saya ingin meledak karna bahagianya; dll. Intinya saya butuh wadah untuk pikiran dan hati saya_yang mungkin tidak penting bagi orang lain, dan wadah itu bentuknya menulis. Kenapa? Karena saya suka menulis. Saya menikmati sekali proses menulis. Saya butuh menulis.

Ketika diary saya hilang dengan cara yang misterius, saya merasa kehilangan ruang privasi. Ruang  di mana saya bisa menjadi diri sendiri, menulis dengan emosi yang meluap-luap (emosi bisa positif atau negatif lho ya), ga peduli tata bahasa, ga peduli EYD. Jadi saya harus menemukan diary lain tapi yang tidak bisa hilang, bisa dibaca lagi kapan saja, yang bisa muat banyak jadi ga perlu gonta-ganti. Ya akhirnya blog itulah jawabannya.

Cuma kendalanya ketika saya menjadikan blog ini sebagai diary adalah bisa diakses banyak orang. Jadi musti hati - hati nih milah milih mana yang bener-bener secret, mana yang boleh diketahui orang lain. Kalo yang secret secret, diary-nya ya suami. Habis gimana dong, kan dia teman tidur, teman makan, teman susah, teman senang saya. Kadang pingin juga nulis di diary_sesuatu yang ga saya tulis di blog, tapi kalo kerjaan saya nulis mulu kapan saya berkomunikasi dengan suami? Selain itu kerjaan lain saya kan seabrek.

Terkesan kuno sekali ya saya baru pake blog sekarang? Umm....may be yes, may be no. Sebenarnya, sejak jaman kuliah udah sempet ngeblog, tapi saya males nulisinnya karena lebih suka nulis di diary. Berasa lebih nikmat, emosi lebih mengalir, lebih apa ya.... Lebih dapet chemistry nulisnya gitu lho (ah, sok pake bahasa keren deh). 

Saya juga merasa seneng setiap buka dan baca-baca lagi tulisan yang saya pernah saya tulis. Menyenangkan sekali rasanya. Saya betul-betul menikmati membaca tulisan di diary saya waktu masih SMP, SMA, kuliah, sampe akhirnya bekerja dan menikah. 

Berhubung nulisnya pake tangan, jadi kliatan tuh perkembangan bentuk tulisan kita, juga emosi ketika kita sedang menulisnya. Ketika lagi hepi bentuk tulisannya seperti apa, ketika sedang marah, sedang sedih, sedang terburu-buru, sedang tenang. Bentuk tulisannya berbeda lho.

Trus kalo liat buku diary kita yang tebel dan lecek karena keseringan dibuka dan ditulisi rasanya kayak punya kitab kuno. Haha...ini sih lebay.

Ah...cukup sudah bernostalgia dengan diary. Saya sedang belajar mencintai diary online saya yang baru. Mudah-mudahan sih saya juga semangat nulisinnya biar kelak bisa dibaca-baca lagi sama saya ato Edsel. Ga hilang lagi kayak diary yang kemarin. Malahan diary yang sekarang kan bisa ditambahin foto + video kan. Gimana ga afdol tuh buat warisan kenangan anak cucu? Hehe..

Jadi kenapa saya ngeblog? Karena saya butuh menulis, mungkin itu lebih tepatnya.

 
Cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini....
Read More

Thursday 14 February 2013

A Letter From Ayah

Dear honey,
Something good happen today. I've got wishper to spread my love for many people. But the ones will have a whole of my love. It was you n our beloved son.


Suamiku memang tidak romantis, tidaaakkk sama sekali! Makanya jika tiba-tiba aku dikasih tulisan seperti di atas, siapa yang hatinya tidak menghangat?? Ato tiba-tiba ia ngasih suprise coklat ato parfum yang dibungkus cantik. Arghhh...aku bisa mabuk kepayang...

Peluk.......
Read More

#MilisSehatLover : Time Will Heal

Membaca email dokter Endah di Milis Sehat beberapa waktu yang lalu serasa mendapat 'pembenaran'.  Adem banget bacanya, mengingat selama ini kalo Edsel demam ato common cold ga pernah saya kasih treatment khusus karena anaknya ga suka dan nyaman, dan saya-nya juga ga tega maksain. Sempet merasa bersalah juga kalo ga melakukan sesuatu, tapi setelah baca ini jadi nyeessss... Lega.



Time will heal
Posted By: endahgunawan@

Sat Feb 2, 2013 12:17 am 

Dear smart parents,
Sibuk mencari sesuatu cara untuk 'do something' saat anak batuk pilek? Obat
katanya gak boleh. Nebulizer kan cuma buat anak asma. Gemes kaaan, kalo gak bisa
melakukan sesuatu? Kesannya menelantarkan anak?

Aha! Meluncurlah ke apotik beli breathy, beli transpulmin BB - obat batpil gak
dibeli tapi tetap aja beli 'sesuatu'.
Gak cukup sampai di situ, masak air mendidih lalu diuapkan ke anak kita.

Kesemua itu gak perlu. Hal terpenting dari perlawanan terhadap virus adalah daya
tahan tubuh. Daya tahan tubuh dapat disokong oleh istirahat yang cukup (siapkan
fisik untuk menggendong anak yang super rewel ya), makanan (bujuk - dan bukan
paksa - anak untuk makan, 1-2 sendok secara berkala sudah lumayan banget), dan
yang sangat penting: cairan! Telateni untuk memberi minum pada anak. Bayi ASI
perlu disusui lebih sering. Sering lepas2 karena mampet? Perah ASInya lalu
sendoki. Sisanya? Time will heal.

Berkali2 saya menemukan anak yang mengalami reaksi alergi terhadap balsam.
Tersering akibat diberikan bawang. Ortu panik, dikira campak. Padahal dermatitis
kontak.

Yang menyedihkan, sudah dua kali menemukan kasus anak luka bakar akibat 'terapi
uap'. Yang pertama karena anak tidak bisa diam, meronta, ember berisi air panas
tertendang dan airnya menciprati badannya. Kasus kedua, memasang magic jar di
kamar tidur spy mengeluarkan uap air panas, lalu ditinggal tidur. Anaknya sudah
bs turun sendiri, lalu memainkan magic jar tadi, melepuhlah kulit tangan sampai
mukanya. Sedih sekali melihatnya.

Satu2nya yang aman dan efektif yang perlu diberikan ke anak yang batuk pilek
cuma minum yang banyak. Gak perlu ya perintilan2 'home treatment'. Siapkan stok
sabar. Observasi tanda2 bahaya. Sisanya, serahkan pada tubuh anak. Sekali lagi,
time will heal. Badai pasti berlalu.

Maaf jika tidak berkenan,

Endah
Read More

Wednesday 13 February 2013

Jogja Wiken

Ini adalah postingan yang sangat sangat terlambat tentang liburan 2 minggu yang lalu. Wiken 2 minggu yang lalu kita liburan (again!). Bukan murni liburan sih karena ditunggangi ambisi untuk berburu notebook di National IT Expo di JEC (Jogja Expo Center). Liburan ini pun minus Edsel karena cuma bawa motor dan keinginan terpendam untuk pacaran lagi.

Berangkat dari rumah pukul 10.15, sampe JEC pukul 12.00 kurang dikit. Ngider selama 1 jam, nego sana-sini, akhirnya dapet notebook ASUS A46CA-WX043D seharga 4.8 jeti.


Jam 13.00 cabut dari JEC. Tujuan selanjutnya Malioboro. Yah ada lah makan waktu 30 menit lebih di perjalanan coz lalin lumayan padat juga. Nyampe sana ngga 'nyebur' ke Malioboro-nya karena emang ngga ada niat buat belanja and takut kelamaan juga. Jadi masuk aja ke Malioboro Mall nyari makan.


Tadinya aku mo makan di McD, tapi suami lagi ngga napsu makan yang simple as ayam goreng Mcd. Yo wis daku ngalah, makan di FoodPoint aja di lantai atas. Sang pucuk pimpinan pesen Bebek Peking kremes + es lemon tea, aku cumi goreng asam manis + teh botol. Bebek pekingnya endang pisan, sambel ijonya puedesss gilak! Cumi goreng punyaku rasanya standar aja, terlalu asem malah. Porsi cuminya juga terlalu sedikit. Tapi berhubung perut laper, jadi hajar aja deh.


Kenyang dong ya? Siap untuk penjelajahan selanjutnya...GRAMEDIA.

Toko buku memang tempat yang tak boleh terlewatkan setiap kita ke mall atau setiap kita jalan-jalan deh. Dan selalu kita alokasikan waktu terbanyak.


Akhirnya setelah puas menjajah isi toko, kita beli ini nih : Majalah Intisari sama buku "Ayah Edy Menjawab". Udah lama pingin beli buku ini sejak baca reviewnya di Mommiesdaily.

Dari Gramed kita ke HERO, beli yoghurt buat Edsel. Edsel demen banget yoghurt (dan memang kita biasain makan yoghurt), jadi setiap kita pergi-pergi pasti kulakan yoghurt sebanyak-banyaknya karena di tempat kita ngga selalu bisa dapet yoghurt kualitas bagus. Paling banter cuma merk B*SKU*T yang udah terlalu banyak bahan tambahannya. Sama beli jamur champignon karena susah juga nyarinya di tempatku.

Jam 16.00 cabut pulang. 

Whaaa...sampe Patuk hujan deras tak terkira. Nekat aja pake mantel. Habis gimana dong, mau berteduh dulu sambil ngopi-ngopi, takutnya sampe rumah kemaleman, Kan ksian Edsel. 

Februari rain deh, malah jadi romantis. Hihihi...
Read More

Tuesday 12 February 2013

Oktober Kompak

 Nemu file foto-foto liburan ke WGM (Waduk Gajah Mungkur) Oktober tahun 2012 yg lalu....

Seru.....

Si Ibuk ulangtahun
Si Ed belum genap 1.5 tahun
Si Mr. Dedy big boss kita...


Sampai jumpa di liburan selanjutnya yaa...


Read More

Tuesday 5 February 2013

Masak Lobster

Buset dah...!
Ngga pernah ngebayangin masak lobster sendiri. Masak tuna oke lah, belut hayuk, cumi hajar, kerang no problemo. Tapi lobster??

Haiyah lihat penampakannya aja udah terkesima. Bukan eike jijik yah, cuma ngga yakin aja makhluk yang sedemikian bentuknya, yang ketika udah mateng sedemikian enaknya, akan bisa takluk di tangan eike. Ya ampuunnn bentuknya aja udah syerem kayak gini :

But, life must go on. Challenge must be faced.
Masa iya saya kalah sama lobster?

Oke..setelah katakan IYA pada kasus ini, langkah selanjutnya adalah googling. Tapi malah jadi pusyiingg sendiri ngelihat resep-resep yang bumbunya ampun-ampunan  banyaknya, rumit pulak..! IMHO, daging lobster kan udah manis, enak gitu. Ngga perlu dibumbuin macem-macem juga udah enak. Kalo bumbunya macem-macem, takutnya ngerusak rasa asli si lobster. Ini menurut lidah ogut lho ya.

Selain itu, ya emang males aja kalo ngolahnya ribet, lha wong si Ed belum tentu doyan. Ini kan his first experience. *Hoho..emak pemalas. Kalo si Ayah sih jelas ngga makan, alergi plus jijik.#jijikan deh ih si abang yang satu ini.

Dan setelah googling sana-sini, I decided to do this :
  • Masukkan lobster ke ember, siram air sampe merendam seluruh badan lobster. Ini berguna untuk membersihkan si lobster dari pasir dan kotoran lain.
  • Masukin ke plastik bersih. Berhubung aku takut megang pake tangan, jadi aku masukin satu-satu ke plastik pake penjepit makanan.
  • Masukin ke freezer selama 30 menit untuk 'melumpuhkannya'.
  • Keluarkan dari freezer dan rebus selama 10 menit di panci berisi air yang sudah mendidih. Airnya bisa ditambahin sedikit garam dan daun salam pad waktu dididihkan.
  • Angkat lobster. Dinginkan. Putusin kepalanya. Sebenarnya bisa sih kepalanya dipertahankan, tapi aku ngga bisa belah badan lobster jadi dua, so biar gampang dimakan, aku putusin aja kepalanya. Walaupun seterlah tanpa kepala pun masih butuh effort buat makannya, hihihi.., tapi mendinganlah.
  • Kucurin jeruk lemon. Aku punyanya jeruk purut, jadi pake yang ada aja.
  • Masukin wadah, tutup rapat. Simpan kulkas. 
Kenapa dimasukin kulkas?  Karena aku ngrebus lobsternya malam hari, and mau aku masak besoknya. Jadi ceritanya, tu lobster dapet dari Bos Besar alias Pak Camat. Kata beliau, sekilo cuma Rp 70.000, ih murah kan ya? Memang itu harganya di bawah harga pasaran karena udah kenal baik dan langganan tetap (tapi kayaknya sih karena segen juga sama beliau deh, hehe).

Paginya...lobster cuma aku angetin pake teflon yang dikasih minyak goreng dikit, trus taburin garam di atasnya.

Eng ing eng...inilah penampakan lobster untuk menu sarapan Ed pagi ini :
Ceile, keren kan aku bisa masak lobster. Hahaha...#Angkuh, sungguh angkuh.



 
Read More
Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena