cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Monday 25 February 2013

(Jangan) Membesarkan Anak dengan Katanya

Percakapan saya dengan teman beberapa hari yang lalu
Teman : Mbak Rahma, merk minyak ikan untuk anaknya apa?
Me       : Saya ga pernah kasih minyak ikan ke Edsel, Pak.
Teman : Waduh, bahaya itu, masa Golden Age kok ga dikasih minyak ikan? Bahaya itu Mbak. Minyak ikan itu bagus buat penambah nafsu makan, kecerdasan, kekebalan tubuh. Ckckck..gimana Mbak Rahma ini? *Ekspresinya terkejut campur heran.
Me      : Hehe..anak saya makan ikannya pak, lebih enak plus lebih komplit ga cuma dapat minyaknya doang. *tersenyum santai
Teman : Waahh... trus gimana itu kekebalan tubuh sama nafsu makannya? Waduh waduh...Mbak Rahma ini ga serius merawat anak.
Me     : (Dalam hati saya membatin : tanpa minyak ikan pun si Ed jaraaaangggg banget sakit kok, makannya juga lahap2 aja tuh. Tapi berhubung saya tahu kalo teman saya yang satu ini ogah banget pendapatnya dikritisi, jadi saya cuma senyam-senyum aja.)

Sumpah ya, pingin saya timpuk tu orang pake sepatu. Enak aja dia bilang saya ga serius rawat anak. Justru karena saya serius rawat anak makanya setiap tindakan yang saya ambil untuk Edsel selalu saya pertimbangkan masak-masak dengan melalui proses belajar dari sumber yang terpercaya.

Berlebihan?? Monggo kalo disebut seperti itu. Tapi bagi saya, membesarkan darah daging sendiri yang menjadi bagian dari tubuh saya selama 9 bulan, yang saya bertaruh nyawa untuk melahirkannya ke dunia, yang akan merawat saya jika nanti saya sudah tua tak berdaya, yang merupakan investasi saya kelak di dunia dana akhirat, hal tersebut tidaklah berlebihan. 

Makanya saya suka nih pernyataan dokter Wati yang ini :
"Mari membesarkan anak tidak bermodalkan 'katanya'. Kata teman ... kata tetangga ... kata si A, kata si B. Termasuk kata dokter .... hehehe dokter kan juga manusia, bisa salah. Jadi ... kalau bisa ..selalu sempatkan waktu untuk browsing satu masalah per-minggu di situs terpercaya sehingga kita bertindak dan bicara atas dasar yang kuat ... dasar ilmiah".

Nah lho kan? Rela gitu anak kita dijejali ini itu hanya karna kata si A ini manjur, kata si B itu tokcer. Ga ksian anak kita jadi objek percobaan kita?

Maaf ya kalo ada yang tersinggung dengan postingan saya ini, tapi bener lho tolong hargai anak sebagai manusia. Sebagai 'sesuatu' yang juga berhak bersuara, berhak kita pahami perasaannya, berhak kita hargai ketidaksukaannya, ketidaknyamanannya. Ingat, dia adalah malaikat kecil yang kita tunggu-tunggu kehadirannya, yang kita doakan siang dan malam. Jangan sampai setelah dia ada, dia lahir, dia di bawah 'kekuasaan' kita, lantas kita main-main dalam membesarkannya.

Ahh.. kok jadi nglantur gini ya? Maaf maaf jika saya tiba-tiba jadi sok serius, sok jadi seperti psikolog.

Selamat hari Senin ya. I like monday. I love my child.

1 comments:

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena