cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Friday 25 November 2016

Sesesap Kenangan


Hanya sesesap kenangan
yang kau jatuhkan perlahan
Dan detik-detik yang berguguran

Aku bergumam pada Atlas lusuh di ujung mejamu
Merayap mencari beribu kenangan
yang berhamburan dari sebuah tempat

Aku tak lagi di sana, Sayangku
Hanya pintu-pintu penuh debu
dan pucuk-pucuk anyelir yang mengering
Menguapkan napas-napas penuh janji
Read More

Monday 21 November 2016

Panggilan Candu

"Ibu"  adalah mantra yang selalu bisa kau panggil saat lelah dan kalah

Hingga hari ini_setelah 5 setengah tahun menjadi orang tua_ ada satu panggilan yang tetap membuat saya bergetar meski tiap hari selama 5 setengah tahun itu saya mendengarnya setiap hari : panggilan “Ibu”.

Panggilan itu tetap menjadi ring tone favorit bagi telinga melankolis saya.  Entah si sulung Mas Ed atau si keci Akis meneriakkan panggilan itu dengan nada apapun_merengek, riang, manja, merajuk, merayu, atau bahkan dengan marah sekalipun! Saya tetap suka mendengar mereka memanggil saya “Ibuuuu” atau “ Buuukkkk”, atau Akis yang suka sekali mengayun-ayunkan nadanya naik turun “Iiibbbuuukkkk”. Ahhh gemash!

Ketika mereka memanggil saya dengan sebutan “Ibu”, saya seperti mengunyahnya pelan-pelan, mencecap berbagai rasa memenuhi rongga hati saya : syahdu; bangga; dan merasa dibutuhkan, selanjutnya mencernanya dengan perlahan, dan kemudian menimbulkan rasa ‘lapar’ untuk dipanggil “ibu” lagi.

Saya yang ketika dipanggil oleh mereka selalu buru-buru menjawab : “dalem, Sayang” (dalem adalah bahasa Jawa halus yang artinya adalah “saya” atau “iya”) selalu berusaha menjawab dengan nada yang hangat dan enak didengar, meski kadang tergoda juga untuk menambahkan falset tinggi di nada yang terakhir karena didera rasa capek dan stress karena tingginya tingkat beban rutinitas atau atas kondisi tak terkendali.

Dalem, Sayang” memang sudah menjadi 'merk dagang’ bagi saya sejak mereka masih orok hingga Edsel sebesar sekarang dan Akis seumur saat ini dengan harapan mereka juga akan terbiasa menjawab setiap panggilan dengan 'halus' dan enak. Rasanya ada pengikat tak terlihat dalam jawaban saya itu. Pengikat yang hendak selalu saya eratkan kepada mereka setiap waktu agar mereka tidak pernah lupa bahwa sampai kapan pun, mereka tetaplah anak kesayangan saya yang bisa selalu datang ke pelukan saya. Pelukan yang tetap kukuh, meski fisik dikejar rapuh.

“Ibu” adalah panggilan yang terhebat untuk saya. Membuat jiwa saya bergelenyar.
Se-under dog apapun saya di mata orang lain, tapi panggilan “Ibu” telah dengan serta merta menobatkan saya menjadi ratu nomor satu untuk kedua nyawa yang di dalam mata mereka saya berutang bahagia.

“Ibu” adalah panggilan candu untuk saya.
Read More

Thursday 17 November 2016

Purbasari Lipstick Color Matte 92 Rose

Ini saya beli barengan yang 90 Crystal  dengan harapan 'rasa'nya akan sama. Tapi o ow ... saya salah.

'Rasa'nya tidak seenak nomor 90. Satu hal yang paling bikin jatuh cinta dari Purbasari Lipstik Color Matte 90 Crystal adalah enak banget di bibir ketika diaplikasikan. Berkali-kali oles pun rasanya malah makin enak, creamy, dan di bibir juga bagus banget. Nah, si 92 tidak begitu. Begitu dioles rasanya kering. Makin dipulas makin berasa nggedibel (berat), dan kalo bibir kita tidak dalam keadaan fit akan kliatan pecah-pecah dan kering. 

Selain itu jika saya mulasnya terlalu semangat, warnanya akan terlihat ngejreng banget. Doh! Saya sebenarnya ga pede pake warna-warna menyala seperti itu. Makanya saya ati-ati banget kalo mulas lipstik ini. Salah-salah saya malah terlihat norak. Eh tapi kadang kalo udah terlanjur neon, saya biarin aja. Biarin lah sekali-kali keluar dari zona nyaman. 

Saya pakenya tipis-tipis biar ga terlalu 'menyala'.

Warna lipstiknya memang cantiiiiiiik banget. Beneran. Warnanya merah muda lembut. Namun jika dioles di bibir saya yang agak kehitaman ini, dia jatuhnya jadi merah muda cerah. Warna neon. Dan seperti yang saya bilang tadi, perasaan warna kulit wajah saya kurang match deh dengan warna neon. Tapi makin ke sini saya makin berani aja ganti-ganti warna lipstik, even yang bukan warna aman. Lhah sayang kan udah dibeli kaga kepake. Jadi ya sekalian aja bereksperimen mix and match dengan warna jilbabnya.

Warna pink-nya cantik ya?

Staying power? Selama ini karna saya pakenya tipis-tipis, jadi gampang pudar. Kurang lebih 5 jam dengan dipakai makan, minum, dan wudhu, warnanya pelan-pelan ilang dengan meninggalkan garis-garis tipis bibir yang pecah. Tapi kalo mau touch up bersihin dulu bibir dari sisa lipstik ya, baru di re-apply. Karena kalo ga gitu, makin jelek kliatan bibirnya. Pecah-pecah makin kliatan, dan bibir kliatan 'kotor', ga halus.

Ni kemarin Susul teman saya udah nanyain Purbasari punya saya karena dia udah punya yang nomor 83 sama 81. Ahh semoga saya tidak tergoda untuk beli yang dia punya. Sudah, cukup sudah godaan untuk membeli lipstik...#kekepdompet


Read More

Saturday 12 November 2016

Dan Hingga Kau Bosan Mencintaiku



Aku tahu kau lelah
Memahami sekerat hati yang kupunya
Menimang berkelopak-kelopak mawar
Namun perih, tertusuk duri-durinya

Aku tahu kau ingin berhenti
di stasiun yang belum sempat kita singgahi

memejamkan mata untuk sejenak saja
melepaskan tanganku

Mungkin juga kau jengah
Karna memilikiku adalah memiliki hujan :
kadang syahdu, rintik yang lembut,
namun kerap jua lebat dan dingin

Tapi
aku tak akan beranjak
tetap di belakangmu
mengikuti kamu dengan sudut mataku
merapalkan puisiku diam-diam
bahkan hingga ke lorong-lorong sepi

hingga kau bosan mencintaiku
Read More

Thursday 3 November 2016

Purbasari Lipstick Color Matte 90 Crystal

Biar post ini jadi bukti bahwa saya pernah punya lipstik paling hits sejagad tanah air. He he he.

Purbasari Lipstick Color Matte emang lagi hits setahun belakangan. Kalo lipstik bagus dan mahal itu udah biasa. Tapi kalo lipstik lokal, murah, tapi cakepnya menyamai lipstik yang harganya 8 kali lipatnya, itu yang bikin kaum wanita pada edan. Heran juga saya.

Sebenarnya saya sih ga terlalu terobsesi pada lipstik edan ini. Lebih dari setengah tahun yang lalu_ di mana lagi pada heboh-hebohnya semua orang ngomongin Purbasari sebagai lipstik lokal yang nyolong start dari yang tadinya bukan apa-apa kemudian menjadi lipstik kekinian yang belum bisa disaingi lipstik lokal lainnya_ saya sudah hunting lipstik ini. Dan?? Selalu kosong! Dan?? Ya udah, ga usaha nyari tempat lain.

Semenjak punya lipstik Wardah Longlasting 01 Fabulous Peach  saya memang agak jaga jarak dengan lipstik matte, takut susah mengaplikasikan dan pecah-pecah lagi. Makanya, meski masih pada heboh berburu Purbasari matte, saya mah anteng-anteng aja. Bahkan dipamerin lipstik ini oleh sepupu pun saya cuma ketawa sambil bilang dalam hati, "ketinggalan jaman, saya udah dari kapan tau jadi saksi munculnya kehehohan lipstik ini".

Etapi, karena suatu hal saya terpaksa beberapa kali pinjem lipstiknya, Purbasari matte 90. Aww,,,, saya udah suudzon aja sama semua lipstik bertitel matte. Ternyataaa, lipstik matte yang ini buedaaa sama punya Wardah. Seumpama makanan, ini meleleh di mulut. Hmmmm ..., yummy. Beneran, uenak banget. Seburuk-buruknya kondisi bibir saya, lipstik Purbasari ini tetep terlihat bagus di bibir. Nyaman banget dan gampang mengaplikasikannya. Teksturnya creamy ketika diaplikasikan, tapi hasil akhirnya totally matte.

Tapi akibatnya apa?? Saya jadi hunting lagi dengan target : harus dapet!

Harganya Rp 32.000,-. Waduh, padahal dulu-dulu biasanya lipstik Purbasari yang ini cuman 28 ribuan di counter-counter kecantikan. Udah gitu sekarang tambah susah nyarinya. Ini mungkin disebabkan karena demand yang selalu naik, makanya jadi langka dan harganya melambung. Bahkan sempet denger kalo ada salah satu olshop yang pasang harga 45 ribu, tapi tetap laku! Eh emang pada gila kan?



Packaging-nya memang elegan meski harganya murah. Dengan netto 4 gram dan body tinggi ramping memang gampang banget sih diselip-selipin di pouch atau di kantong baju (lah? siapa yang punya kebiasaan ini?). Tapi hati-hati, kalo muternya terlalu kenceng atau terlalu full, ulirnya akan coplok dan ga bisa diputer lagi. Batang lipstiknya juga mudah patah. Rapuh memang, tapi asal hati-hati awet kok.

Purbasari yang nomor 90 Crystal ini, warnanya memang 'aman' banget. Jatuhnya di bibir saya coklat muda ke oranye. Kalem. Bener-bener mengesankan kita wanita baik-baik. He he he .... Dan soal tampilannya di bibir ga usah diragukan deh. Bibir terlihat sehat dan baik-baik meski dia matte.



Staying power-nya lumayan lah. Asal dipoles tebal bisa bertahan 8 jam tanpa touch up. Itu pun udah dipake makan minum dan wudhu. Emang rada ilang sih, tapi masih kliatan samar-samar warna coklatnya. Tapi jujur emang wajah saya jadi kliatan kusem kalo udah begitu. Mungkin ini karena karakter warna kulit saya yang putih cenderung coklat. Jadi mendingan touch up deh kalo punya warna kulit yang setipe dengan saya.

Sebagai lipstik dengan harga di bawah 50 ribu, Purbasari Lipstick Color Matte 90 emang melebihi ekspetasi sih. Makanya wajar jika lipstik ini diuber-uber sampe ke kolong-kolong. Bahkan merk Purbasari juga jadi naik kelas gegara lipstik matte-nya ini. Dari yang sebelumnya cuma dijual di pasar-pasar tradisional, sekarang di mall bahkan di olshop pun pada majang lipstiknya.

Semoga item-item yang lain seperti bedak, eyeshadow, dan lain-lain juga ikutan bagus deh, sehingga makin banyak merk lokal dengan kualitas yang bisa diandalkan. Why not?




Read More
Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena