cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Thursday 27 October 2016

The Naked Traveler - Trinity

Siapa sih yang tidak kenal Trinity? Penggemar buku traveling pasti pernah baca bukunya. Atau penggemar jalan-jalan dan backpacker juga pasti pernah menyambangi blognya naked-traveler.com.

Saya kenal Trinity dari halaman harian Kompas (saya lupa nama halaman dan edisinya) di mana di situ menampilkan pendapat tentang makna jalan-jalan dari sudut pandang para traveler. Dan surprise juga ketika saya googling nama Trinity ternyata dia seorang travel writer yang telah menelurkan 13 judul buku yang mana semuanya best seller! Sekuel The Naked Traveler 1, The Naked Traveler 2, The Naked Traveler 3, dan The Naked Traveler 4 merupakan buku yang paling laris di pasaran. Bikin penasaran kan? Saya yang tidak pernah beranjak dari novel misteri dan sastra sebagai hiburan, terus terang jadi tergoda juga. Jika ke-empat-empatnya laris manis tentu ada sesuatu yang mudah dicerna untuk sebuah tulisan jalan-jalan. Sesuatu yang mudah diterima oleh semua kalangan, bukan hanya penggemar travelling. Sesuatu yang menghibur!

Yang seri 1 dan 2 tidak sempat kefoto. Cuman pinjem dan udah dibalikin soalnya. Huahaha.

Inih lengkapnya! Saya ambil dari naked-traveler.com

And yeah, buku The Naked Traveler mulai dari seri 1 sampai 4 memang tak pernah gagal bikin saya terhibur. Buku ini terdiri dari beberapa bab, setiap bab ada beberapa judul yang berdiri sendiri. Dan siap-siap aja, di tiap judulnya ada cerita-cerita tak terduga. Daaan ending-nyaaa : "aaahhh pingin kayak Trinity iihh".

The Naked Traveler memang bukan tipe buku perjalanan yang menggambarkan secara ‘indah’ dan ‘serius’ tentang suatu tempat. Buku ini menceritakan pengalaman traveling dengan gaya yang ringan seperti kita bercerita ke temen kita_ga ada yang ditutup-tutupin dan sambil ngocol. dan itu yang membuat buku ini ga membosankan. Tapi meskipun begitu, buku ini sungguh bisa jadi bekal kita sebelum mulai jalan-jalan. Apa yang do and don't saat traveling 

Mungkin yang membuat buku ini berbeda dari buku perjalanan lainnya adalah karena Trinity menceritakan pengalamannya dengan apa adanya, kocak, terkadang menyentuh, terkadang menggedor cara pandang kita, dan melihat dengan sudut pandang yang sering terlewat tapi sebenarnya menarik. Dan menurut saya begitulah seni suatu perjalanan. Bukan selalu tentang indahnya suatu tempat wisata, tapi tentang sesuatu yang tidak bisa kita lihat sehari-hari, yang akan menambah wawasan kita, memperlebar cakrawala berpikir kita, menambah rasa syukur dan rasa penghargaan kita. Dan sesuatu itu bisa tempat yang indah, bisa tempat yang kumuh tak terduga, bisa juga penduduk lokal yang asing dari keseharian kita.

Yang pasti, buku ini bikin kita ngiler untuk jalan-jalan. Bikin kita ga takut untuk jadi traveler kere

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena