Sering aku berpikir, mengapa aku begitu mencintaimu.
Mencintaimu membuatku
serupa bunga-bunga musim semi : merekah dengan merah jambu yang indah. Namun, terkadang
aku seperti daun-daun kering yang meluruh ke tanah. Karena mencemburuimu
membuat jiwaku gersang dan jatuh.
Matamu adalah hal paling tak bisa kutipu. Memberiku perasaan ganjil tanpa permisi. Menangisi ruang-ruang penuh sesak dengan namamu dalam dasar hati.
Aku meratapi malam-malam panjang dengan melukis parasmu, Merindukan mata itu kembali menatapku. Ah Cinta, kenapa engkau harus datang dan pergi? Katakan pada dia yang memilikimu, aku menunggumu di ujung waktu untuk bercerita tentang lagu-lagu.
Kutunggu engkau lewat kopi panas yang kuhirup pelan-pelan. Syahdu.
0 comments:
Post a Comment