cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Wednesday 26 October 2016

Curhatan Lagi



Hari ini saya bingung, dapat pertanyaan via email, "Mba, gimana ya caranya agar calon suami saya melupakan mantannya? Soalnya mantannya itu pintar memasak sedangkan saya tidak".

Sebenarnya saya heran sekaligus geli. Pertama, dia bertanya sesuatu kepada saya yang notabene bukan expert di bidang itu.Yakali saya psikolog atau saya pernah punya 'saingan' yang pintar memasak. 

Kedua, ini pertanyaan yang paling aneh yang pernah saya 'tampung'. Biasanya orang curhat sama saya tentang ASI, MPASI, GTM, ya sejenisnya lah. Atau karna kemarin saya posting tentang Onkologi maka banyak juga yang nanya-nanya soal kanker payudara. Lah ini? Konsultasi soal cinta yang akar masalahnya juga ga umum. Err..sebenarnya bukan ga umum sih, ini kalo saya tarik, akarnya cuma satu : ga percaya diri.

Bukan saya menertawakan atau meremehkan pertanyaan ini, bukan! Saya hanya takut salah jawab. Makanya hal pertama yang saya lakukan sebelum menjawab pertanyaan itu adalah menempatkan diri saya menjadi dia. Bagaimana seandainya saya punya calon suami dan kami sebentar lagi menikah. Sedangkan kemampuan memasak saya biasa-biasa saja, bahkan cenderung payah. Dan di pihak lain, mantan istri calon suami saya itu seorang wanita yang pintar memasak. Sehingga calon suami saya itu terbiasa punya istri yang pintar memasak. (Eh ribet ga sih kalimat saya? Hehehe).

Tetapi semakin saya berandai-andai, semakin saya punya jawaban yang simpel : so what?.
So what jika mantannya itu pintar memasak sedang saya tidak?
So what jika calon suami saya terbiasa makan yang enak-enak dari hasil tangan istrinya (kala itu)?
So what jika saya tidak bisa memasak sepintar mantan istrinya?
So what????

Saya punya kecerdasan lain yang tidak dipunyai mantan istrinya. Saya punya kelebihan lain dibanding mantan istrinya. Dan di atas semua itu, saya adalah saya, bukan mantan istrinya atau siapapun. Saya mencintai calon suami saya dan selalu belajar menjadi lebih baik. That's all.

Udah saya cuma mau bilang gitu aja. Tak perlu lah mengusahakan si calon melupakan eks-nya? Buat apa? Masa lalu tidak harus dan tidak bisa dipaksa dilupakan kan?

Terkadang kita punya penyakit tidak percaya diri hanya karena kita secara kasat mata kurang dari yang lain. Padahal belum tentu juga kita tidak lebih baik dari orang lain. Saya juga kadang minder, tapi ujung-ujungnya saya pede aja. Toh orang lain belum tentu sehebat yang kita kira kan? Kalopun mereka emang bener hebat justru kita jadi tertantang untuk lebih baik lagi kan?

Note : percaya atau tidak, sejak punya blog, saya sering dapat pertanyaan-pertanyaan yang meminta nasihat. Meski kita ga expert dan ga merasa lebih tau, tapi paling tidak kita bisa share pengalaman, atau bahkan cuma jadi temen sharing doang. Dan kamu tau gimana rasanya? Waarbyasahh!

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena