cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Sunday 24 January 2016

Banana Cake by Erna

Banana cake ini bikinan Erna, adik kelas saya sewaktu SMP yang kegigihannya untuk mewujudkan visinya sungguh sering membuat saya geleng-geleng kepala.

Sebenarnya saya ga ngefans-ngefans amat sih dengan kue berbahan dasar pisang dan tepung ini. Tapi dulu saya termasuk rajin bikin kue ini, saking banyaknya pisang yang kematengan di rumah.

Pertama kue ini mendarat di rumah, sebenarnya saya langsung kaget juga sih. Packaging-nya dengan kotak snack yang kecil itu, waaduhh.  Oke, ini mungkin demi menghemat biaya operasional. Tapi menurut saya, ini justru terlihat kurang profesional dan biaya yang dihemat juga tidak signifikan. Terlebih kotak snack-nya eksklusif, ditambah dengan kantong plastik yang juga eksklusif. Malah sayang kan? Atau mungkin ini strategi penjualan juga biar terlihat unik dan berbeda? Bisa jadi. Tapi dengan dikemas kotak snack, begitu dibuka akan terlihat kue-kue ini berantakan, seperti disusun setelah dipotong. Tidak seperti jika dikemas di kotak cake yang terlihat ditaruh dan dipotong di situ jadi terlihat rapi dan rapat. Aih...bahasa saya belepotan. Ya pokoknya begitu lah. Semoga bisa dimengerti. 

Kotak untuk cake sebenarnya ga mahal-mahal amat lho. Ada yang sederhana sehingga bisa menghemat budget, namun tetap terkesan 'ini cake bukan snack box'.

Yang pertama mencicipi banana cake ini adalah Edsel, dan dia hampir menghabiskan dua kotak dalam sekali makan! Wah prestasi nih. Si Ed biasanya tidak suka banana cake, berarti ada yang spesial. Memang benar, terlepas dari packaging yang membuat saya kecewa, tapi rasanya memang enak benerrr. Legit, rasa pisangnya tidak pelit. Dan untuk saya yang tidak suka manis, rasa manis kue ini tidak berlebihan. Perpaduan manis pisang dan manis gula terasa balance. Taburan keju parut dan coklat meises di atas kue ini juga makin membuat rasanya sempurna.



Sayang seribu sayang, lezatnya kue ini harus terganggu dengan tampilannya. Untuk sebuah cake, potongan kue ini terlalu kecil, dan terlalu tipis. Ah sayang sekali. Bisa jadi ini juga untuk mengakali biaya. Kue tetap enak, tanpa mengurangi takaran bahan, tapi potongan dibuat kecil dan banyak. Padahal menurut saya. Jangan deh mengorbankan persentasi. Tampilan itu hal pertama yang terlihat yang akan membuat makanan itu terlihat enak bahkan sebelum rasanya sampai di mulut kita.

Kalau potongan cake seukuran ini, tampilannya jadi cantik
Tapi tetap saja ya, untuk sebuah harga yang cuma dua puluh ribu perak untuk loyang kecil, kue ini juara deh. Saya sih berharap, demi untuk kepuasan pelanggan, namun tetap mengakomodir konsumen dengan low budget, Erna akan bikin dua versi kue-kuenya. Ya kalo boleh pinjam istilah : 'mau yang kelas premium atau yang ekonomis?'. Saya yakin kok, dua-duanya akan tetap enak. Namun beda persentasi saja mungkin. Sayang kan kalo kita udah cocok dengan rasanya trus mau pesen buat oleh-oleh atau hantaran tapi tampilannya kurang cantik.

But, tapi makanan itu kan soal selera yah? So, penilaian saya dengan orang lain bisa saja berbeda atau mungkin berkebalikan. Hubungi Erna aja deh untuk yang penasaran. Bisa chat langsung sama dia via BBM di PIN 54509816. Dia anaknya asik dan komunikatif banget. Jadi kalo kamu pingin dibikinin apa yang kamu ga mau bikin sendiri, hubungi dia aja, niscaya gadis manis ini akan berusaha memenuhi kenginan kamu. Dia ga hanya bikin banana cake lho, ada pizza, stromboli, brownies, kue bandung, dan entah dia punya ide gila apa lagi.

Ini saya ga promosi berbayar ya. Sungguh. Saya seneng aja bantu dia ngenalin dagangannya ke temen-temen yang belum tau. Kecuali setelah saya posting ini, tiba-tiba besok pagi saya dapat kiriman pizza gratis. Hehe...*ngarep.


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena