cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Saturday 23 January 2016

Misteri Demam Si Bungsu (III-habis)

Senin, 18 Januari 2016
Bangun pagi hal pertama yang saya lakukan adalah mengukur suhu si 2nd baby dengan telapak tangan (!!) karena setiap ditempelin termometer berontak melulu. Anget sih, tapi jelas suhu sudah turun dibanding kemarin. 

Eh tapi dia kok lemes sekali ya? Sama sekali tidak mau tersenyum dan merayap seperti biasa. Panik pun melanda. Jangan jangan... Saya selalu ingat pola demam pelana kuda yang dimiliki oleh penyakit demam berdarah. Suhu tinggi selama kurang lebih 3 hari, kemudian turun. Dalam masa suhu turun ini klinis anak terlihat lemah sekali. Ini lah masa kritis. 

Saya periksa lagi ruamnya. Jangan-jangan ini ruam tanda-tanda DBD. Banyak literatur menyebutkan ruam DBD dan ruam campak mirip. Ya Allah jangan!

Saya segera menyiapkan segala sesuatu untuk membawa Akis tes darah. Saya tidak mau kecolongan ya Allah... Apalagi maraknya kasus DBD di musim penghujan sekarang. Sambil menunggu kakung yang akan mengantar ke rumah sakit, saya tetap memberinya makan dan camilan seperti biasa sambil pantau keadaannya.

Hei...tapi dia makannya banyak lho. Dan mulai merayap kemana-mana meski wajahnya belum terlihat sumringah. Coba baca-baca lagi artikel DBD dari Milis Sehat, juga print out jawaban-jawaban tentang DBD dari dokter di milis. Kayaknya behavior Akis tidak memenuhi syarat untuk disebut lemah. Lhah meski wajahnya tidak ceria tapi makan minum banyaakkk. Merangkaknya juga ga males-malesan.

Oke, kami tidak jadi tes darah. Meski saya harap-harap cemas juga sih, takut salah ambil keputusan. Tapi ayahnya menguatkan saya : tidak usah tes darah, he is very well! Ayahnya yakin demamnya Akis karena ruamnya itu. Entah campak, rubella atau apa pun. Itu hanya virus. Dan virus memang hanya bisa dilawan dengan daya tahan tubuh bukan? Tenang saja, si Akis anak ASI yang kuat. 

Semoga ya Allah, semoga. Semoga demamnya memang hanya karena ruam itu. Kalaupun memang benar demam berdarah pun, selama daya tahan tubuh kuat, tidak mesti horor kan. Tidak melulu harus pasang infus, minum obat, transfusi darah, dan sederet kehororan lainnya tentang pasien DBD. Bismillah semoga apa pun itu daya tahan tubuh Akis yang akan menang. Amiinn.

Selasa, 19 Januari 2016
Ruam di wajahnya makin banyak. Bentuknya tidak lagi merah melebar seperti bentol digigit nyamuk, tapi kecil-kecil.


Ruamnya makin banyak.

Demam sudah tidak ada lagi. Meski masih banyak tidur siang (karena biasanya tidak pernah tidur siang), tapi wajahnya sudah terlihat cerah. Suka senyum seperti biasa. Babbling juga sudah kembali...he he he.

Rabu, 20 Januari 2016
Ruam mulai menyebar. Behavior? Wis, kembali ke asal. Pendekar Rajawali sudah kembali. He he he...

Ruam mulai merata, tapi anaknya sudah kembali aktif seperti biasa

Jadi, demamnya dia karena apa? Teething? Campak? Rubella? Roseola? Atau demam berdarah? Saya juga tidak tahu *mengedikkan bahu. Kalau kata ayahnya, ini demam campuran antara teething dan campak. Karena Allah sayang Akis, biar dia ga bolak-balik demam, jadi demamnya dirapel. Pusingnya orang tua juga biar hanya sekali aja.

Entahlah *mengedikkan bahu lagi.

The end.

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena