cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Tuesday 25 March 2014

Surat Dari Masa Lalu


Hari ini saya mendapat sebuah email dari seseorang yang dulu sempat saya benci, benciii sekali. Intinya dia ingin menyambung silaturahmi kembali. Bukan sebuah permintaan maaf, toh mungkin dia tidak merasa bersalah hingga perlu untuk meminta maaf. Dia 'menemukan' saya ketika iseng berselancar dan menemukan blog saya. Olala..ternyata selama ini dia rutin membaca blog saya. Dari situ lah dia tergerak untuk menyapa saya kembali. 

Jangan berpikiran dia adalah mantan ya, bukan. Dia itu cewek, sahabat saya ketika saya masih di kota X. Kami adalah kawan karib, saya bahkan menganggapnya seperti kakak sendiri. Semua uneg-uneg dan keluh-kesah saya simpan rapat hanya dengannya. Semua hal yang belum bisa saya putuskan sendiri, saya minta pertimbangannya. Senang dan sedih pun saya bagi habis dengannya. Tak peduli seperti apa watak dan sifatnya, bagi saya dia adalah sahabat yang sempurna.

Saya pun mengimbanginya dengan selalu ada untuknya. Membantu di saat dia kesulitan, menjadi solusi ketika dia mencari pemecahan, memberikan hati dan dada di setiap dia membutuhkan. Singkatnya, persahabatan kami tulus, perfect.

Hingga pada suatu waktu dia membuat kesalahan yang membuat saya kecewa. Kesalahan itu diikuti dengan kesalahan selanjutnya, dan selanjutnya lagi. Sakit sekali rasanya. Kesalahan yang berbeda tapi dengan rasa sakit yang sama besarnya. Yang membuat saya lebih sakit adalah dia tidak merasa itu sebuah kesalahan. Oke, itu sudah membuat saya merasa cukup untuk mengakhiri pertemanan kami. Saya malas menghubunginya, dan sepertinya dia juga tidak merasa kehilangan saya karna selama saya menghindar tidak sedikit pun berinisiatif mencari saya. 

Singkatnya, sejak saat itu hingga hari ini, hingga saya sudah tidak satu kota lagi dengannya, 8 tahun sudah saya membencinya. Bukan mengingat terus-menerus keburukannya sih, tapi jika disuruh memilih maka saya memilih untuk mengingat keburukannya daripada kebaikannya. Ternyata untuk masalah benci-membenci saya lah jagonya. Daripada mengingat kebersamaan kami yang manis, saya memilih mengingat ketololan saya, kebohongannya, kemunafikannya, pengkhianatannya. Tanpa mau melihat dari sisi dia, mengapa dia melakukan itu. Bagi saya, apa pun alasannya bukan menjadi pembenar untuknya melakukan itu.
Ahh...ternyata pendendam sekali saya. Hingga kemudian, setelah membaca emailnya pagi-pagi tadi, saya merenung. Duh Tuhan, kenapa saya tidak belajar dari ini semua? Mungkin Engkau kirimkan dia untuk menyakiti hati saya agar saya belajar. Belajar untuk tidak memelihara benci. Belajar untuk tidak terus mengingat keburukan orang. Belajar untuk tidak dendam. Bukankah selama ini saya terus memelihara sifat-sifat buruk ini? 

Mungkin ini waktu yang tepat bagi saya untuk merasa malu kepada diri sendiri. Perkara mudah bagi saya untuk membalas emailnya dengan pura-pura ramah dan hangat. Tapi tentu bukan hal mudah bagi dia untuk memulai menghubungi saya dengan niat yang baik : menyambung silaturahmi yang terputus selama bertahun-tahun. Saya sangat yakin dia tentu juga merasa berat untuk memulai menyapa saya duluan, itu terbukti dari dia yang sudah lama mengikuti blog saya tapi baru hari ini berani mengirim email kepada saya.

Hmmm...... saya kok jadi kangen masa-masa nomat tiap Senin dulu ya? 
I knew you are reading this post. Yeahh...you're winner.

2 comments:

  1. Haaa...ternyata betul kata kebanyakan orang, dalam menyimpan rasa sayang dan benci wanita itu bisa berbanding lurus (ato berbanding terbalik ya?)....kalo sayang sayaang banget, kalo benci benciii banget.
    Btw mampir juga dong ke teguhitusentosa.blogspot.com, meski tulisannya masih sak uprit....(rajin baca males nulis)

    ReplyDelete
  2. Mungkin trgantung orangnya jg sih mas.Kebetulan sy seperti itu, kalo seneng seneeengg bgt, kalo benci benciii bgt. Lagi belajar mmperbaiki diri nih. Okay,psti sy mampir. Tulisan sak iprit tp bagus.Lah blog sy ini,isinya uneg2 semua.hehe.

    ReplyDelete

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena