cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Friday 28 March 2014

36 Bulan EIR

EIR : Edsel Ilmi Rakasiwi, 36 bulan

8 Maret 36  bulan yang lalu dia datang kepada saya dengan kulit putiihh, rambut hitam tebal, dan tangis yang kenceeenggg. Dua hari kemudian, sebelum saya sempat tidur memeluknya, dia sudah harus dibawa kembali ke ruang perinat untuk mendapat perawatan intensif, diinfus! Aduuh sakit sekali rasanya hati ini. 

Enam bulan berselang. Dia harus ikut bersama saya yang saat itu mengikuti diklat prajabatan selama 3 minggu. Di rumah kontrakan yang tak nyaman dan tidak sesuai harapan kami. Tidur terpisah dari saya yang tinggal di asrama, dan hanya bertemu di jam istirahat yang tak seberapa. Perjuangan kami sama-sama berat. Tak masalah bagi saya untuk mengejar stok ASI di tengah-tengah jadwal diklat yang padat. Bagi saya, perjuangan itu telah dimulai, dan harus diselesaikan sampe akhir. Yang kemudian menjadi masalah adalah MPASI perdananya dimulai di tempat itu. Mungkin karena lingkungan yang kurang steril, atau banyak keterbetasan lain, dia diare hingga 3 hari. Untung saja saya tidak panik, masih tetap berpikir rasional dengan tidak mencekokinya dengan obat yang tidak perlu. Tapi ubun-ubun ini rasanya sudah pening memikirkan bayi berumur 6 bulan yang tiap hari BAB 6 - 10 kali. Yang ada di pikiran cuma 1, tiap ada kesempatan, browsing tentang diare.

12 bulan dari 8 Maret 2011 itu, dia sudah mulai berjalan. Dia berbicara dengan kalimat yang terputus-putus. Dan genap 14 bulan dia berbicara dengan kalimat, berkomunikasi dengan kami layaknya manusia seutuhnya meski dengan cadel yang menggemaskan. Duh Gusti Allah, ini kah kebahagiaan yang kau janjikan itu? Surga itu di telapak kaki ibu, tapi menjadi ibu itu rasanya sudah seperti surga.

Saya sering menangis malam-malam ketika memandangnya tidur lelap. Mengasihani dia karena tak bisa mengasuhnya sepanjang hari. Mengasihani dia atas segala keterbatasan yang bisa saya berikan sebagai ibu. Mengasihani dia atas I should I should ... yang tak kunjung bisa saya lakukan.

8 Maret 2013, tepat 24 bulan. Tiba waktunya untuk weaning. Ketika itu jika ada yang tanya siapa yang tidak sanggup untuk memulai? Maka saya lah yang sebenarnya tidak mampu. Saya tidak sanggup membayangkan jika dia berhenti meminta ASI dari saya. Cuma ASI yang bisa mengurangi rasa cemburu saya karena dia lebih dekat kepada kepada Ayahnya. Tanpa ASI mungkin dia tak butuh saya lagi. Cuma ASI yang bisa menambal sulam kurangnya kebersamaan kami. Cuma ASI yang sedikit bisa memupus rasa bersalah saya padanya. And finally, di akhir bulan Maret itu ikhlas sudah saya menyapihnya. Tanpa drama, tanpa air mata. Yeahh...dia tetap anak kami yang manis.

36 bulan. Yup, 8 Maret 2014 kemarin dia tepat bersama kami selama 3 tahun. Dia hobi bermain peran dengan dia sendiri sebagai sutradara untuk kami-kami yang bermain bersamanya. Dia suka naik sepeda. Dia suka bermain wayang. Dia sering juga bermain cat air. Dia tetap suka buku. Dia mulai sering berteriak jika tidak sedang mood disapa orang. Dia sudah bisa pipis sendiri. Dia masih suka ngompol di malam hari. Dia suka main tukang-tukangan. Dia mulai jadi picky eater. Dia bener-bener ga doyan sayur. Dia seneng nonton TuTiTu dan Thomas. Dia suka dengan karakter dinosaurus. Dia kadang ikut Uti ke sekolah. Dia kadang berlagak hendak mencakar kepada orang yang tidak dia sukai. Dia... ahh ga ada habis-habisnya jika bercerita tentang anak 36 bulan ini.


Dia tak selalu manis, kadang-kadang bikin jengkel dan menguji kesabaran kami. Tapi siapa yang  bisa mengingkari bahwa selama 36 bulan ini senyumnya adalah penawar segala lelah dan keluh-kesah kami? Bahwa tawa dan tingkahnya adalah sumber kebahagiaan kami ? Bahwa kehadirannya adalah alasan tiap sujud lama kami ?

Selamat ulang tahun EIR. Selamat 36 bulan..


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena