cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Friday 9 June 2017

7 Tahun Kita ~ H-3

Sejak saya undur diri dari dunia perbakingan keluarga dikarenakan kehadiran si Akis yang sudah cukup menyita waktu dan energi, maka muncullah dia sosok superhero. Superhero yang sempat saya pandang sebelah mata untuk urusan dapur. Superhero ini mengisi kekosongan camilan homemade untuk anak-anak dari dapur sendiri. Superhero ini adalah Dedy.

Camilan-camilannya sebenarnya sederhana. Jauh lebih rumit kue-kue yang dulu saya buat, yang kadang bikin saya stress sendiri karena target saya yang ketinggian. Dengan perbakingan si dia yang sederhana, tentu waktu membuatnya juga jadi lebih cepat, maka waktu tunggu anak-anak juga lebih singkat. Anehnya anak-anak selalu hebring tiap kali ayahnya memasak snack untuk mereka, apa pun itu. Daaaan ... selalu habis!! Bahkan bikin nagih.😒

Kau tanya cara memandikan bayi? Tanyakan padanya. Sejak Edsel dan Akis masih berupa bayi merah, dia telah memandikannya sendiri_bergantian dengan saya. Pun juga cara menggendong dengan menggunakan kain jarit, dia lebih terampil daripada saya. Menyuapi anak? Mengakali ketika mereka GTM? Dia tak kurang pintarnya dibanding saya, ibu mereka. Apalagi perkara remeh temeh macam mengganti popok, menemani saya bangun untuk menyusui, atau meninabobokan anak-anak, itu mudah saja baginya.

Sebagai seorang ayah, barangkali yang tak bisa dilakukannya hanya hamil dan menyusui.

===

Rumah kami punya lampu tidur dari recycle pralon bekas yang dibuat oleh seorang Dedy.
Saya punya laci unik tempat penyimpan bros-bros, perhiasan, dan perintilan-perintilan kecil lainnya yang tak dijual di toko mana pun di dunia ini, hasil karya seorang Dedy.
Kami punya bingkai-bingkai foto yang terbuat dari karton dengan hiasan pasir pantai, kerang, biji-bijian centil, dan daun kering yang tak kalah cantik dengan yang didisplay di toko souvenir, dan lagi-lagi dari tangan seorang Dedy.
Edsel punya kotak pensil dari kain flanel dengan identitas namanya sendiri, bukan dari hasil hunting-nya di toko, tapi persembahan dari ayahnya yang seorang Dedy.
Dinding kamar mandi kami tertempel gambar tahapan-tahapan wudhu untuk mempermudah Edsel ketika berwudhu. Bukan, bukan stiker atau poster yang dijual di toko-toko itu, tapi gambar hasil goresan tangan ayahnya sendiri, seorang Dedy.

Barangkali yang tak bisa dilakukannya sebagai seorang kepala keluarga banyak, tapi bagi anak-anak, ayahnya adalah seorang creator tanpa banding.

==

Saya ngantuuukkkk, udah ah. Yang jelas pria itu, iya itu, sudah membersamai saya selama 7 tahun kurang 3 hari. Titik. Ayo tidur, besok sahur.

Solo, 2016. No caption more, saya ngantuuuk.

Solo, 2016. Ini juga tak ada tambahan caption, saya ngantuuuuuk.

Edsel. Salah satu hobi usilnya : dandanin anaknya aneh-aneh, trus difoto.



0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena