cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Monday 18 March 2013

Time to Beach : Sadeng

Anniversay gift buat Edsel apa? Dirayainnya meriah ato sederhana aja? Kue-nya jadi bikin sendiri? Pake balon stik ato balon biasa untuk hiasannya? Ato cuma tiup lilin di kamar aja?

Maka saya akan tertunduk sedalam-dalamnya dan menjawab : nda ada perayaan, nda ada kado, nda ada kue-kuean, nda ada tiup-tiupan lilin. Nope. Nope! Kagak ade! Semua plan A, plan B yang saya susun jauh-jauh hari tidak jadi dieksekusi satu pun !

Kenapa? Mungkin nanti akan saya tulis di postingan tersendiri.

Dan akhirnya kita memutuskan untuk ngajak si pipi tembem ini ke..PANTAI! Yeayy..akhirnya. Sekarang udah bisa liat laut beneran ni yee. Biasanya cuma liat di buku, cuma bisa denger dari cerita bapak emaknya. Sekarang..liat noh! Itu laut nak, laut! Yang airnya banyak itu, yang kalo kata kamu airnya kayak banjir itu. Yang pasirnya ga kira-kira banyaknya. Noh... noh... liat!

Sebenernya nih, pantai yang kita kunjungi tu bukan pantai wisata tapi pantai untuk pelabuhan nelayan, nama lengkapnya Pelabuhan Perikanan Pantai Sadeng. Tapi jangan berpikir kalo kita cuma bisa liat perahu-perahu nelayan yang parkir doang. Walaupun menurut saya, pemandangan perahu-perahu yang bersandar tu cakep lho, aura lautnya ada, dan ga semua pantai ada seperti ini.
Perahu-perahu ini, denyut nadi para nelayan

Setelah masuk gerbang, kita disambut tempat pelelangan ikan. Bau amis? Ya, iyalah namanya juga tempat didaratkannya berton-ton ikan dari semua nelayan. Tapi buat ibu-ibu macam saya yang membawahi sektor dapur, ini adalah pemandangan yang menggairahkan (buset deh istilahnya). Langsung laper mata pingin beli macam-macam ikan yang  ga tiap hari ada di pasar, segar dari laut pula! Ehh..tapi si bayi udah narik-narik tangan mulu ngajak jalan terus aja.

Dan ini lah surga yang sebenarnya.  Laut dan pasir putih bersih..!! Terima kasih Tuhan, saya ga tinggal di Jakarta yang kalo mo liat laut dan pasir musti berjam-jam perjalanan. Terima kasih Tuhan, Indonesia tidak perlu bikin pantai artifisial seperti Singapura. Terima kasih, terima kasih...

Laut, langit biru, awan putih, perfect!


Di bawah karang

Area pasirnya sih ga seluas panti-pantai lain, tapi pasirnya putih, dan bersihhh. Selain itu ada beton-beton penahan ombak untuk melindungi perahu-perahu nelayan. Ini yang ga akan kita temukan di pantai wisata. Menarik. Keren.

Beton-beton penahan ombak di belakang kami
Ada juga mercusuar yang entah kenapa membuat saya kembali ke romantisme Enid Blyton dengan Empat Sekawannya. Saya lupa judulnya apa, tapi ada salah satu petualangan Empat Sekawan yang ada mercusuarnya. Yaelah mak, gampang amat terbawa suasana buku. Mungkin gitu kali si Edsel kalo bisa baca pikiran saya.

Bagaimana dengan kulinernya? Ya ampuun, jangan ditanya nikmatnya makan sea food deket laut, yang ikannya dipanen langsung dari laut itu. Jangan ditanya! Apalagi kalo makannya di warung-warung bawah karang kapur, lesehan dengan alas tikar di pasir, dengan atap karang itu sendiri. Sesederhana apa pun bumbunya, ga ada yang cacat di mulut. Enak, enak! Kalo musim lobster atau kepiting lebih gila lagi, harga dan rasanya ga akan bisa mengalahkan restoran yang mahal-mahal itu.  Maka nikmat Tuhan manakah yang dapat kamu dustakan?  Terima kasih sekali lagi ya Allah.

Kebukti deh, bawa Edsel ke pantai adalah hadiah paling tepat buat dia. Ga henti-hentinya tu anak ketawa-tawa dan teriak kegirangan. Ato matanya melongo takjub melihat hewan-hewan laut dan ikan kecil yang ada di tepian. Ga capek-capek juga si Ed ini berlari ngejar kepiting kecil yang sembunyi dan muncul lagi dari pasir.

Coba nangkep ikan dan hewan laut kecil-kecil
Udah puas bermain-main dan menjelajahi pantai, kembali lagi deh mampir ke tempat pelelangan ikan yang tadi. Puas-puasin nafsu belanja ikan di sini. Tapi jangan lupa prinsip dasar pasar bagi para ibu-ibu, bargaining, tawar-menawar! Maka ikan segar dengan harga miring pun siap dibawa pulang.

Akhirnya... liburan indah, murah, dekat, dan berkesan pun berakhir.

Puk..puk.. Edsel, di mobil bobo aja ya kalo capek. Akhirnya bisa liat laut kan, Nak? Bisa liat kepiting, bisa liat landak laut, kerang, ikan kecil lucu-lucu. Jaga pantai kita ya Nak supaya ga kotor, supaya ga rusak, supaya bisa terus memberi kita ikan-ikan yang enak dan sehat.  Belajar ya Nak, semoga kelak kamu bisa tahu bahwa di bawah laut sana, ada keajaiban yang diciptakan Allah yang harus kita jaga dan kita manfaatkan dengan bijaksana.

Puk puk puk... zzzz...


FYI : Pantai Sadeng terletak di Desa Songbanyu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.  Yuukk...ke Gunungkidul!




 









2 comments:

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena