cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Thursday 7 September 2017

Panci Presto Kesayangan


Barangkali satu-satunya hal yang membuat saya tidak  malas mengolah dedagingan adalah karena di dunia ini telah ditemukan alat bernama panci presto. Bagaimana tidak, bagi saya, panci bertekanan tinggi ini adalah pahlawan dalam kondisi tertekan membayangkan betapa lama dan betapa boros gas yang harus saya habiskan untuk mengempukkan daging.#emakemakirit

Panci presto yang saya punyai ini, saya beli kurang lebih 7 tahun yang lalu. Masih bertahan hingga sekarang, dan masih tetap jadi andalan saat masak daging-dagingan semisal daging sapi dan daging ayam kampung yang kadang alotnya na'udzubillah. Ga cuma dedagingan aja sih si panci ini saya panggil, tapi saat harus mengolah kacang ijo yang juga butuh waktu lama untuk empuk jika dimasak dengan panci biasa.

Meski masih bertahan hingga bertahun-tahun, jangan membayangkan panci ini adalah panci mahal bermerk yang bikin suami mual-mual saat melihat struk harganya. Ini murah sajah! Saya lupa sih harga tepatnya, tapi seingat saya panci ini saya beli sekitaran harga 250 ribuan. Murah yang amat sangat untuk sebuah panci presto berukuran medium. Tapi masuk akal juga sih kalo murah, lha wong merknya aja ga ada yang kenal. Hanya seperti merk KW KW-an atau barang buatan Cina. Tapi jangan tanya hasil kerjanya deh, memuaskaaaan (minimal begitulah pengalaman saya selama 7 tahun ini).

Untuk daging sapi hanya butuh waktu 20 menit untuk bener-bener empuuuuk. Daging ayam 15 menit. Kalo ayamnya ayam kampung yang super alot, tambahin dikit deh waktunya, dikira-kira aja. Kacang ijo 10 menit aja.

Tapi untuk bandeng presto, saya ga bisa kasih testimoni nih, soalnya belum pernah bikin, takut gagal. Hahaha. Kalo gagal, ga kebayang bandeng-bandeng itu masih penuh dengan duri-duri halus, ahh gimana makannya. Waktu-waktu yang saya sebutkan di atas dihitung sejak panci berbunyi "ngiiiiiiiing", seperti suara air mendidih dalam cerek, ya.

Cara memasak dengan panci ini sederhana banget. Cukup masukkan bahan-bahan yang akan diolah ke dalam panci bersama air hingga bahannya terendam. Untuk daging-dagingan terkadang saya masukkan bumbu-bumbunya sekalian ke dalam panci. Atau bisa juga cukup direbus dagingnya saja, bumbu belakangan setelah daging selesai dipresto. Tergantung mau dimasak apa sih.

Untuk bikin bubur kacang ijo, setelah kacang selesai dipresto, pindahkan ke panci lain bersama sisa air dalam panci presto. Tambahkan air secukupnya. Masukkan daun pandan dan gula jawa. Tunggu sampe mendidih yang palingan cuma bentar aja. Udah gitu aja, sederhana dan cepet banget.

Mungkin cara saya ini bertentangan dengan prinsip slowcook, mungkin juga rasanya tidak selezat jika dimasak dengan cara biasa karena waktu peresapan bumbu yang hanya sebentar. Tapi saya ini nyari cepet dan praktisnya saja biar tidak terlalu lama berkubang di dapur. Pan anak saya masih butuh kehadiran saya Mpok, bukan cuma butuh kenyang aja.😁




0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena