cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Friday 28 April 2017

Barisan Wanita yang Lain

Sering dapet meme atau broadcast message atau bahkan guyonan temen-temen di kantor kalo wanita (baca : istri) tuh, sinonim dari suatu makhluk yang mewakili kata bawel, tukang marah-marah pada suami, tukang banting-banting panci kalo lagi capek, tukang mendelik mengerikan kalo uang belanja ga cukup, tukang kritik nomor satu.  Seolah-olah emang dari sononya wanita ya begitu itu.

Well, ga ada salahnya juga. Tapi tidak sepenuhnya benar. Dan rasanya risih juga kalo predikat di atas dianggap mewakili semua koloni wanita.

Meski konon, kaum wanita_kaum istri begitu sajalah biar jelas, termahsyur sebagai makhluk dengan simpanan kata-kata yang banyak. tapi periode panjang lontaran kata-kata itu tak melulu identik dengan omelan dan cerocosan tak merdu. Kami juga bisa berbicara santun pada suami. Kami adalah makmum, dan dia imam.

Kami adalah wanita abad milenia yang akrab dengan mesin pencari. Istri cerdas yang bisa dengan mudah mencari paparan ilmu psikologi. Lupakan Kanjeng Mami, dengan segala aroma cerewet dan sengaknya. Bukan, bukan ia tak baik. Tapi kita lebih baik mencontoh Aisyah, dengan segala kecerdasan dan kehausan ilmunya, dengan kolokannya yang elegan hingga Rasulullah memanjakannya. Atau kenapa kita tak menengok Ainun yang santun, dengan jiwa pengabdian yang teguh pada Habibi sang suami pujaan hati.

Jadi maaf maaf saja, tak semua dari kami adalah tukang menggerutu dan tukang ngomel. 

Sering kami mengalah demi menjaga atmosfer rumah tangga tetap berada pada derajat aman. Mengalah tidak melulu memendam perasaan dan menunggunya pecah suatu saat. Mengalah adalah menurunkan level titik didih. Dan kemudian menunggu beberapa saat untuk sama-sama bisa dincip lebih nikmat.

Barangkali rumah tangga kami tak sempurna, tak semanis Rapunzel dan Flynn. Pasti kami-kami ini ada ngambek-ngambeknya juga. Ada sewot-sewotnya juga. Tapi jangan lupa, kami barisan para wanita ini, punya cara elegan untuk menyelesaikan masalah. Kami terbiasa berdiskusi untuk menyelesaikan masalah. Kami punya buku, punya kopi, dan punya film untuk mediasi, bukan dengan cara banting panci. 

====

Tulisan yang saya buat menjelang pulang kantor. Menjelang long weekend May Day. 
Tulisan yang sebenarnya membuat saya malu.

Mungkin gambar ini kurang relevan dengan isi tulisan. Kutipan ini juga membuat saya malu semalu-malunya, tapi biarlah untuk menampar diri sendiri

Hepi wiken!

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena