cinta kami ada dalam secangkir kopi, sepotong coklat, dan di blog ini..

Friday 19 December 2014

Dapat Apa ?



Mungkin bisa dikatakan saya bukan orang yang berbakat kaya. 

Saya sering berdebat dengan seorang teman, bukan berdebat sih sebenarnya, hanya ngobrol tapi banyak beda pendapatnya, jadi kayak debat secara terselubung gitu, he he he... Kenapa saya terbilang bukan orang berbakat kaya? Karena jika dibandingkan teman saya itu, saya ini orang yang terlalu cepat merasa puas dengan materi yang saya punya selama ini. Saya juga orang yang tidak pintar melihat 'celah uang' di pekerjaan saya. 

Apa iya sih saya tidak bisa melihat celah itu ? Kalo boleh jujur sebenarnya saya bisa melihat peluang-peluang yang bisa saya manfaatkan untuk keuntungan pribadi. Baik celah itu melanggar hukum, atau yang sebenarnya aman-aman saja. Tapi memang benar kata teman saya itu, saya ini orang yang cepat puas. Dengan HANYA gaji saja, saya ini sudah rela bekerja mati-matian mencurahkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk pekerjaan saya. Kenapa ? Karena saya sudah mendapatkan gaji, dan memang untuk bekerja sebaik mungkin saya digaji. Ih terdengar sok idealis ya ? Mungkin iya, terdengar seperti sok ya? Tapi bener deh, saya ini sudah merasa bahagia sekali jika tugas saya selesai dengan baik. Hanya itu. Perkara saya dirugikan karena terkadang harus bekerja lewat jam kantor, atau terpaksa membawa pulang kerjaan dan income yang saya terima hanya itu-itu saja, itu ga mengganggu pikiran saya. Saya merasa terganggu jika pekerjaan yang menjadi tugas saya selesai lebih dari waktu target, atau selesai namun dengan hasil yang buruk.

Itulah mangkanya saya ga berbakat kaya karena saya memang tidak pintar memperhitungkan untung rugi. Saya hanya memperhitungkan puas ga puas, nyaman ga nyaman. Tapi saya toh bahagia dengan keadaan yang seperti sekarang. 

Apa saya ga pingin punya income lain-lain dengan memanfaatkan bidang tugas saya, dengan kemampuan dan kesempatan yang saya miliki? Jawaban untuk apa ga pingin duit sih saya jawab pasti pingin. Tapi untuk memanfaatkan peluang itu yang saya males. 

Menurut saya, tolak ukur kebahagiaan setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang bahagia dengan materi. Dia bahagia ketika mendapat keuntungan materi dari setiap hal yang dia kerjakan. Setiap pikiran dan tenaganya dicurahkan untuk mendapatkan materi yang lebih baik dan lebih banyak dari yang dia punya sekarang. Dan itu sah-sah saja. 

Namun ada juga orang yang, bukannya tidak menyukai materi, tapi dia tidak tergantung dengan itu untuk merasa bahagia. Mungkin bisa dikatakan golongan kedua ini adalah orang yang malas dan tidak mau ambil risiko kayak saya. Tapi lagi-lagi saya tidak melulu tergantung dengan uang untuk bahagia. Ketika berproses untuk menyelesaikan pekerjaan, saya bahagia. Proses itu yang membuat saya puas, kebutuhan untuk aktualisasi diri sudah terpenuhi, dan itu salah satu yang membuat saya bahagia meski saya tidak mendapatkan uang dari proses itu.  

Ahh...hari Jumat bicaranya berat ya? Tapi sungguh, ini sebenarnya ganjalan yang sudah lamaaaa pingin saya curhatkan di blog, tapi ragu-ragu karena takut menyinggung salah satu pihak. Tapi ya sudahlah, daripada saya bisulan gara-gara menyimpan beban pikiran (ceile...beban pikiran), saya tulis saja. Toh saya wanita hamil, kan pasti pada dimaklumi jika bicara apa adanya. Ha ha ha ...apa hubungannya coba !!

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

© 2011 Everything is Beautiful, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena